Umat Katolik Karismatik Rayakan Yubileum Harapan di Roma

April 10, 2025

Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik dunia berupaya memperbarui kehidupan Kristen melalui pengalaman hidup bersama Roh Kudus.

Dari tanggal 4–6 April, para penyelenggara memberikan pelatihan tentang “Syafaat kenabian”. Pertemuan kelompok doa global pun diadakan, dan dihadiri oleh orang-orang dari 70 negara.

Berbicara dengan ACI Prensa, mitra berita berbahasa Spanyol CNA, Cathy Brenti, sekretaris eksekutif Catholic Charismatic Renewal International Service (CHARIS), menjelaskan asal usul dan misi layanan tersebut.

Paus Fransiskus bersama Kaluarga Katolik Karismatik tahun 2019 (Vatican News)

Jelasnya, pada tahun 2017, Paus Fransiskus menyatakan keinginannya untuk menciptakan satu layanan tunggal bagi gerakan gerejawi. Dua tahun kemudian, keinginan ini menjadi kenyataan dengan lahirnya CHARIS, yang saat ini berada di bawah Dikasteri untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan.

Tidak seperti badan gerejawi lainnya, CHARIS bukanlah asosiasi publik umat beriman, tetapi entitas yang didirikan oleh Takhta Suci. CHARIS secara resmi diluncurkan pada hari Pentakosta 2019 di Aula Audiensi Paulus VI di Vatikan dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Paus Fransiskus di mana ia juga berbicara kepada para peserta.

Brenti mengenang “tiga misi” yang dipercayakan Bapa Suci kepada CHARIS pada kesempatan itu: untuk berbagi baptisan dalam Roh Kudus dengan seluruh Gereja; untuk melayani kesatuan tubuh Kristus, Gereja, tanpa melupakan keberagaman yang membentuknya; dan untuk melayani orang miskin dan mereka yang paling membutuhkan, secara fisik maupun rohani.

Sekretaris eksekutif CHARIS menekankan bahwa misi utamanya adalah “untuk mendorong seluruh pembaruan karismatik agar sepenuhnya menjalani tiga dimensi ini: penginjilan, persatuan, dan pelayanan kepada yang termiskin, sebagai aliran rahmat di hati Gereja.”

 Bagi Brenti, pembaruan karismatik adalah “aliran rahmat” di mana orang-orang “mengalami Roh Kudus sebagai pribadi, mengetahui bahwa, sering kali, orang-orang melupakan-Nya dan lebih suka berdoa kepada Bapa atau Putra.

 “Ini juga merupakan tarikan napas rohani yang memungkinkan setiap orang memiliki perjumpaan pribadi dengan Kristus, bahkan jika mereka bukan Katolik atau bahkan jika mereka telah dibaptis,” tambahnya.

Brenti menekankan bahwa Roh Kudus benar-benar penting dan sentral. ”Dialah yang membimbing kita dan membawa kita ke tempat-tempat yang mungkin tidak pernah kita bayangkan,” katanya.

Pada kesempatan pertemuan yang diadakan di Roma, Paus Fransiskus menyampaikan pidato di CHARIS, di mana ia mendesak para anggota layanan ini untuk menjadi saksi dan seniman perdamaian dan persatuan, dan untuk selalu mencari persekutuan, dimulai dengan kelompok dan komunitas mereka sendiri.

 Ia juga meminta agar hubungan mereka dengan para pemimpin mereka tidak pernah menjadi “sumber konflik.”

Kata-kata dari Bapa Suci ini bagi Brenti merupakan hadiah yang berharga, bersama dengan keramahtamahan yang mereka terima di Vatikan: “Ini mungkin pertama kalinya selama berabad-abad bahwa kelompok seperti kami dapat berkumpul di Halaman San Damaso, berdoa, bernyanyi, dengan bebas, dan mengadakan pertemuan,” tegasnya.

Ia mengatakan mereka juga dapat melewati Pintu Suci Basilika Santo Petrus dan menghadiri Misa di Altar Pengakuan Dosa, yang dipenuhi oleh umat dari pembaruan karismatik, karena jumlah mereka sekitar seribu orang. ”Kami diizinkan untuk memuji Tuhan dan bernyanyi seperti biasa,” akunya.

“Di CHARIS, kami semua melayani semua orang, dengan tujuan untuk membina persekutuan dan perdamaian di antara semua entitas dalam pembaruan karismatik, para uskup, dan pastor paroki,” pungkasnya. (Vatican News)