Menghadapi Persimpangan
Dalam menempuh perjalanan orang sering tiba di persimpangan. Di sana orang mesti memilih salah satu dari beberapa jalan yang ada. Memilih jalan yang paling tepat sangat menentukan dalam mencapai tujuan perjalanan.
Di lokasi seperti itu ada petunjuk arah. Orang mesti jeli memperhatikannya. Petunjuk-petunjuk itu sudah bisa dibaca sebelum orang sampai di persimpangan sehingga yang cermat membacanya siap mengambil keputusan.
Baik perjalanan di atas bumi ini maupun setelah di dunia membutuhkan petunjuk. Bedanya, yang pertama hanya mengarahkan orang ke tujuan sementara. Artinya, setelah dicapai suatu saat akan ditinggalkan. Sedang yang kedua merupakan tujuan abadi. Di sana orang akan berada selamanya. Betapa pentingnya memilih jalan yang tepat supaya bisa tiba di tempat dalam keadaan selamat.
Tempat abadi itu digambarkan berada di atas. Artinya, mengatasi manusia dan bersifat jauh lebih mulia daripada hidup yang di dunia. Itu hanya bisa dicapai bila orang bertanya dan mengikuti petunjuk. Bentuknya bukan “plang” yang dipasang di pinggir jalan, melainkan pribadi yang telah turun dari atas itu. “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3: 13-15).
Nikodemus, orang Farisi dan pemimpin agama Yahudi itu mengenal “petunjuk” itu. Dia datang kepada-Nya dan mendapat pengajaran bahwa dia akan sampai ke tujuan hidup sejatinya bila mau percaya dan mengikuti Dia, jalan satu-satunya.
Semua yang dipelajarinya dalam agamanya memang diperlukan. Namun itu barulah hal-hal yang bersifat formal dan institusional. Dia masih membutuhkan yang spiritual. Tidak diperolehnya dengan sekadar menaati agama dan kewajibannya, melainkan dengan percaya kepada Sang Jalan dan menyatu dengan-Nya.
Di dunia ini orang belajar dari mereka yang lebih berpengalaman dan mengetahui jalan. Dengan itu orang lebih yakin bakal sampai ke tujuan secara lebih pasti dan aman. Demikian pula dalam mencapai hidup sejati dan abadi orang mesti mengikuti Dia yang sudah berpengalaman dan mengetahui jalan.
Belajar dari sesama untuk keberhasilan hidup amat penting. Di sana orang menggunakan jalan horisontal. Sedangkan untuk meraih hidup abadi orang perlu menempuh lorong vertikal. Bukan aras samping kanan atau kiri, tetapi aras atas.
Selasa, 13 April 2021
RP Albertus Herwanta, O. Carm.