SENTUHAN KUASA ALLAH
Persekutuan doa sering diakhiri dengan mendoakan para anggotanya yang membutuhkan doa. Mereka yang maju ke depan dan didoakan merasakan sentuhan kekuatan dan kebaikan yang meneguhkan.
Ada pula sesi-sesi dalam kegiatan rohani seperti retret atau kebangunan rohani yang sangat menyentuh perasaan. Membuat pesertanya menangis hingga bertobat. Kemudian mengakui kesalahannya dan berdamai dengan sesama. Misalnya, isteri berdamai dengan suami.
Manusia membutuhkan dukungan dari sesamanya. Lebih dari itu, manusia amat mendambakan pula kekuatan dari Allah yang dapat menyembuhkan atau memulihkan dirinya. Di mana mereka bisa mengalaminya, ke sana mereka berbondong-bondong datang.
Itulah yang terjadi ketika Sang Guru Kehidupan mendarat di pantai danau Genesaret. Banyak orang yang mengenal-Nya dan mengetahui segala yang telah diperbuat-Nya berdatangan menemui Dia (Mrk 6: 54-56).
Apa yang mereka lakukan? Mereka membawa orang-orang sakit di manapun Dia berada (Mrk 6: 55). Di samping itu, mereka meminta supaya dibolehkan menjamah ujung jubah-Nya, karena mereka percaya bahwa dengan itu mereka disembuhkan (Mrk 6: 56). Dari sana mengalir kuasa ilahi.
Memang benar, “Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh” (Mrk 6: 56). Demikianlah, orang yang percaya dan mau datang menyentuh Tuhan dipulihkan.
Dalam kehidupan ini tatkala sakit atau mengalami kesulitan lain, apakah aku datang kepada Tuhan dan memohon bantuan-Nya? Apakah aku sungguh percaya bahwa Tuhan Allah bisa menolongku? Atau aku meragukan sentuhan kuasa ilahi-Nya?
“Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku!” (Yer 17: 14).
Senin, 7 Februari 2022
RP Albertus Magnus Herwanta, O. Carm.