SALIB SUCI
Oleh Romo John Kota Sando, Pr
Satu hari sesudah Pesta Salib Suci, Gereja Katolik memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. Kita mungkin tak bisa membayangkan betapa beratnya duka cita yang dialami Bunda Maria dalam kaitan dengan perjalanan hidup Puteranya Yesus Kristus. Puteranya yang terkasih Yesus Kristus yang ia kandung, lahirkan dan besarkan harus menderita secara tragis di salib Golgota. Penderitaan Bunda Maria diringkas dalam 7 jenis kedukaan:Nubuat Simeon: Sebilah pedang akan menembus jiwamu. 2. Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir: Raja Herodes ingin membunuh bayi Yesus. 3. Hilangnya Kanak-kanak Yesus di Bait Allah. 4. Perjumpaan Maria dengan Yesus dalam jalan salib Yesus ke Golgota. 5. Maria berdiri di bawah kaki salib Yesus. 6. Bunda Maria memangku jenazah Yesus saat Yesus diturunkan dari Salib. 7. Yesus di makamkan.
Di bawah kaki salib Puteranya itu Maria menjadi martir tanpa menumpahkan darah. Ia setia mengikuti jalan salib Puteranya sambil menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Di dalam perjalanan salib dan di bawah kaki salib, ramalan Simeon menjadi nyata, “sebilah pedang akan menembus jiwamu sendiri”.
Bunda Maria adalah wanita yang hebat karena kesejatian imannya dan karena keteguhannya dalam menanggung segala duka-derita. Ia tetap teguh dalam imannya akan Allah dan kesetiaannya berada pada jalan hidup Puteranya. Justru di bawah salib, pernyataan imannya saat menerima khabar dari malaikat Tuhan, fiat voluntas tua (Jadilah padaku menurut perkataanmu), dipertegas dan semakin dihayati.
Hari ini Bunda Maria memberikan banyak pelajaran pada kita tentang kesabaran, ketabahan dan keteguhan iman. Kita sering mempersalahkan atau menghakimi Allah dan sesama saat mengalami kesusahan, bencana, kedukaan dan malapetaka. Dengan mengatakan, “Ini ibumu”, Yesus meyakinkan kita bahwa Bunda Maria adalah benar-benar ibu kita yang selalu menguatkan dan meneguhkan kita di saat derita. Dengan mengatakan, “ini anakmu”, Yesus meminta pada Bunda Maria untuk setia merangkul dan mencintai kita anak-anaknya melalui doa-doanya. Mari kita belajar dari Bunda Maria bagaimana kita menerima kedukaan dan penderitaan kita sebagai bentuk pengambilan bagian dalam penderitaan Kristus. Melalui Peringatan Bunda Maria Berdukacita, kita juga diajarkan bahwa dalam iman akan salib Yesus, penderitaan itu menjadi “luka yang menyembuhkan”. Penderitaan, kekecewaan, peristiwa duka dan kesedihan, bukan untuk menyusahkan dan merendahkan martabat kita, tetapi untuk mendewasakan dan mengubah kehidupan kita.
Salve dan Berkat Tuhan.
Jayapura, 15 September 2021.