Romo Edi Mulyono SJ: Minta Perhatian untuk Waria dan Umat Berkebutuhan Khusus
Jakarta, ShalomJkt.com – Ketika memberikan pengantar dalam Rapat Karya BPK PKK KAJ yang diadakan secara online melalui zoom pada 18/10, Romo Vikep Edi Mulyono SJ mengajak keluarga Pembaruan Karismatik Katolik untuk tetap menaruh peduli kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan. “Bukan hanya teman atau anggota PD, tetapi orang lain terutama yang sangat membutuhkan, siapa pun dia yang membutuhkan perikemanusiaan, atau belas kasihan kita,” kata Romo Edi.
Pada kesempatan ini, Romo Vikep secara khusus menyebut waria dan anak berkebutuhan khusus. “Mereka ini dalam konteks keuskupan kita paling membutuhkan, sekaligus sering menjadi yang paling tersingkir, sangat mungkin tidak bisa membalas kebaikan kalian, bahkan mengucap terimakasih pun belum tentu bisa. Waria bisa bicara jelas, UBK tidak,” kata Romo Edi.
Imam Yesuit ini lalu menjelaskan siapa yang disebut UBK? Menurutnya, UBK mencakup disabilitas intelektual dan perkembangan. Disabilitas perkembangan adalah gangguan fisik, pembelajaran, bahasa, atau perilaku yang dimulai selama tahap perkembangan dan biasanya berlangsung sepanjang umur seseorang. Ia menyebut kelainan perkembangan adalah cerebral palsy, yang merupakan cacat motorik yang menghalangi kemampuan seseorang untuk menggerakkan otot sebagai contoh.
“Dari mana inspirasi biblis untuk pelayanan ini?” tanya Romo Edi oratoris. Dia lalu menjawab, inspirasinya dari Perjanjian Lama. “Mungkin apa yang dilakukan Raja Daud terhadap Mefiboset bisa menjadi inspirasi (2 Sam 4:4). Raja Daud menampung Mefiboset di istana Raja, menjadikannya kembali sebagai Pangeran,” jelas Romo.
Siapa Mefiboset? Jelas Romo lebih lanjut, dia anak Yonatan, sahabat Daud, yang mengalami kelumpuhan pada kedua kaki sejak umur 5 tahun karena jatuh dari gendongan pengasuh. Dunia memandang dia sebagai orang lumpuh, tak bisa jadi prajurit, petani, bahkan memenuhi keperluan sendiri. Kata Daud kepada Mefiboset, “Jangan takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku padamu oleh karena Yonatan, ayahmu. Aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul kakekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku (2 Sam 9:7)”. Mefiboset menjawab, “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?”. Tujuan Daud disampaikan kepada hambanya, “Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kasih yang dari Allah (2 Sam 9:3).”
Romo Edi mengaku terkesan dengan Kardinal yang pada akhir tahun lalu bersedia mengadakan perjamuan bersama ABK di Katedral untuk pertama kalinya. “Ini seperti apa yang dilakukan Daud, makan sehidangan di meja altar yang sama.”
Lebih lanjut Romo Edi menjelaskan bahwa Yesus sendiri sangat peduli kepada anak-anak, entah disabilitas atau tidak. Jika disabilitas pun, Yesus tidak menyalahkan orang tua atau leluhurnya. Dalam pandangan Yesus, tambah Romo, kondisi disabilitas itu terjadi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia (Yoh 9:1-3). “Yesus mengajak murid-muridnya, kita semua, untuk mempedulikan para penyandang disabilitas dengan penuh kasih. Yesus berkata, ‘apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang lumpuh, orang-orang buta. Dan Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar. (Lukas 14:13-14).’”
Imam yang hobi olah raga lari ini menyebut warga BPK PKK KAJ sudah melakukan hal-hal tersebut. “Saudara-saudari yang terkasih, terimakasih atas pelayanan anda semua di Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik KAJ. Anda sudah melakukan itu semua. Selamat melanjutkan apa yang sudah baik,” pungkasnya. (SJ/01)