Reuni Tak Biasa Alumni SMAN 4 Jakarta Bekerjasama dengan BPKPKKKAJ
Untuk mengambil bagian dalam krisis kemanusiaan akibat Pandemi Covid-19, Alumni SMAN 4 Jakarta angkatan 2001 kembali melakukan reuni. Pada reuni kali ini mereka mengkreasi kegiatan dengan membuat inovasi kemanusiaan berupa reuni vaksinasi. Vaksinasi ini didukung oleh BPKPKKKAJ pada 8 Agustus 2021 di Jakarta..
Sebanyak 200 alumni, guru, siswa, dan warga setempat ambil bagian dalam vaksinasi ini. Aksi kemanusiaan ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh para alumni. ‘Kita telah rutin mengadakan reuni kemanusiaan, bentuknya semua peserta reunian wajib mendaftar berdonor darah, begitupun ragam kegiatan kemanusiaan lain dengan modifikasi dan variasi,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana, , Arya Sandhiyudha.
Arya menjelaskan, “Awalnya inisiatif alumni angkatan 2001, kemudian didukung lintas angkatan, jadi sebutlah ini Angkatan Kemanusiaan (alumni SMA) 4 yang berupaya merawat tradisi reunian sekaligus ikut meningkatkan nilai reunian dengan berkontribusi pada krisis kemanusiaan yang tengah dihadapi warga Jakarta secara khusus dan Indonesia pada umumnya.”
Reuni vaksinasi pertama dilaksanakan 4 Juli dan vaksinasi kedua 8 Agustus dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara disiplin melalui upaya tim pengendali massa sekaligus pengaturan waktu hadir yang telah disampaikan kepada peserta melalui email.
Arya Sandhiyudha juga menyebutkan apresiasi dan terima kasih kepada Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPK PKK KAJ) yang turut mendukung suksesnya pelaksanaan Reuni Vaksinasi, “inisiatif ini tidak mungkin dapat sukses terlaksana tanpa dukungan ragam pihak, termasuk dari Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPK PKK KAJ). Terima kasih, apresiasi, dan salut kami untuk BPK PKK KAJ atas kebersamaan dalam ragam agenda kemanusiaan.”
Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPK PKK KAJ) melalui Juswanto menyampaikan, “Reuni Vaksinasi merupakan inovasi kemanusiaan yang layak didukung dan diapresiasi semua pihak dalam rangka percepatan vaksinasi di Jakarta dan Indonesia. Terlebih saya melihat panitia dalam pelaksanaannya tetap prokes dan ini diaprediasi oleh pihak-pihak terkait, baik pemerintah, aparat, alumni, guru, siswa, dan warga setempat.”
Juswanto Prananto melihat bahwa apa yang panitia lakukan adalah bentuk kongkrit nasionalisme, “Bukan hanya karena reuni vaksinasi ini mengambil momentum menyambut dirgahayu kemerdekaan republik Indonesia, tapi orang yang menyibukkan dirinya dengan agenda pelayanan kemanusiaan itulah wujud nyata kecintaan pada tanah air, komitmennya pada persaudaraan kepada sesama manusia apapun keragaman latar belakangnya.” (SHA)