23 Desember 2019
SENIN(U)
Maleakhi 3:1-4; 4:5-6
Mazmur 25: 4-5,8-10,14
Lukas 1: 57-66
(57) Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. (58) Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. (59) Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, (60) tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” (61) Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” (62) Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. (63) Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya. (64) Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. (65) Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. (66) Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
DIMURNIKAN
“Ia akan duduk seperti orang yang memurnikandan mentahirkan perak dan Ia akan mentahirkan orang Lewi”— Maleakhi 3:3
DUA HARI jelang Natal yang menjadi bacaan Gereja bagi kita Umat-nya ialah dari Kitab nabi Maleakhi. Ia bernubuat kepada para imam, mengundang mereka paraimam untuk lebih menjadi kudus danmenjadipemimpin dalam Ibadat dan Ajaran (Mal 1:6; 2:1. 6-7). Maleakhi menubuatkan bahwa para imam, yakni ’anak-anak suku Lewi’ akan dimurnikan dalam api “seperti emas atau perak supaya mereka menjadi imam-imam “yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan!” (Mal 3:3).
Zakharias adalah imam mentaati nubuat Allah. Ia membuka mulutnya dan mulai memuji dan memuliakan Allah (Luk 1:63-64). Dan pujian-pujian imam Zakharia yangtelah dimurnkan itu sangat berdampak pada diri orang-orang yang menyaksikan dia, sewaktu mereka tunduk hormat kepada Allah (Luk 1: 65-66).
Meskipun para imam yang ditahbiskan terpanggil untuk pengudusan dan hal-hal yang luhur dan mulia sebelum Natal, para biarawan-biarawati serta Umat, termasuk para orangtuapun termasuk juga. Orang-orang tua ambil bagian dalam imamat berkat Baptisan mereka (KGK 1546; 1 Ptr 2: 5,9)). Mereka ini juga ‘imam-imam’ bagi Gereja ‘mini’, dalam keluarga mereka masing-masing (KGK 1666). Tuhan Allah mentahirkan dan memurnikan semua umat Kristiani berkat Baptisan. Semua saja terpanggil untuk dimurnikan dan membuka mulut mereka untuk memuji dan memuliakan Allah (Mzm 51:17).
Para imam berkat Baptisan dan Tahbisan, biarkanlah Tuhan Allah menguduskan dan memurnikannya, saat ini juga, meskipun bisa saja ini tidak mengenakkan. Dua hari akhir jelang Natal mungkin merepukan hari-hari paling sibuk bagi seorang pastor, tetapi semoga pengudusan dan pentahiran serta pujia-pujian menjadi hal yang masuk daftar pertama dalam Natal.
DOA :Bapa, saya serahkan segala rencana Natalku kepada-Mu. Pakai dan gunakan diriku agar sebanyak mungkin orang akan memuliakan-Mu di hari Natal ini.
JANJI : “Lihat, Aku mengutus utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku. Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari ini akan masuk ke Bait-Nya” –Mal 3:1
PUJIAN:Oh, datanglah ya Tuhan, Engkaulah Immanuel, Allah berserta kami. Engkau dinanti-nantikan segala bangsa. Selamatkan kami ya Tuhan Allah dan Penebus kami.