4 Maret 2019
SENIN (Hijau)
Sirakh 17: 24-29
Mazmur 32:1-2,5-7
Markus 10:17-27
UANG DAN KERAJAAN ALLAH
“Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kayamasuk ke dalam Kerajaan Allah.” —- Markus 10:25
ADA TOKOH agama yang memanfaatkan umatnya sebagai ATM, untuk memperolehi uang, yaitu dengan cara menjual “Kerajaan Allah” atau “surga” bagi mereka yang bersedia untuk membayar dalam jumlah yang cukup besar. Mereka membayangkan “Kerajaan Allah” itu secara harafiah, yang terdiri dari tanah dan mungkin dengan bangunan di atasnya.
Hendaknya kita jangan mau dimanipulasi dan dikibuli dengan pendapat bahwa Kerajaan Allah itu dapat dibeli dengan uang. Uang dapat menjadi salah satu sumber kekuasaan di dunia, tetapi Allah tidak memandang hal itu. Ia akan melihat perbuatan dan iman kita selama hidup di dunia ini; bila kita mengikuti dan menaati perintah-Nya seperti menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi serta menjalankan perintah-perintah-Nya, maka kita pasti masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Sebenarnya uang itu bersifat netral. Bila kita tidak memiliki uang, orang tergoda untuk melakukan kejahatan, karena tuntutan dari perutnya yang lapar. Tetapi orang yang kelebihan uang juga dapat bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain. Yang menjadi sumber kesalahan itu bukan uang, tetapi cinta uang (1Tim 6:10). Jadi orang kaya yang sulit masuk Kerajaan Allah, adalah orang kaya yang terus menerus tergantung pada uang atau kekayaannya diperbudak oleh uang.
Marilah kita gunakan uang, yang sesungguhnya adalah titipan Tuhan kepada kita, untuk membangun Kerajaan-Nya di dunia ini, misalnya dengan menggunakannya untuk membeli makanan bagi diri kita secukupnya saja dan kelebihannya kita bagikan kepada orang-orang lapar, membangun panti bagi orang-orang terlantar, membantu yayasan sosial Gereja dan sebagainya.
Persiapkanlah diri kita sejak masih hidup untuk menjadi orang kudus! (DAG).
Doa: Tuhan, terimakasih atas kekayaan yang Kau titipkan padaku. Beri aku roh kebijaksanaan agar aku mampu menggunakannya demi kepentingan bersama dan demi kemuliaan Nama-Mu.
Janji: “Seperti cincin meterai demikian derma seseorang tersimpan pada Tuhan, dan bagaikan biji mata dipelihara-Nya sedekah manusia”— Mazmur 17:22
Pujian: Sewaktu banjir melanda kampung, Bu Maria Ratih dan kawan-kawannya menyiapkan nasi bungkus yang ditaruhnya di atas meja di tempat tertentu. Siapa saja yang membutuhkan makanan dapat mengambilnya secara gratis. Hal ini sungguh merupakan suatu tindakan nyata yang penuh kasih.