PENDERITAAN SEBAGAI AWAL DARI RAHMAT
03 Februari
SENIN
(Hijau)
Blasius, Ansgarius,
2 Samuel 15:13-14,30;16:5-13a
Mazmur 3:2-3,4-5,6-7
Markus 5:1-20
(1) Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. (2) Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. (3) Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, (4) karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. (5) Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. (6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, (7) dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.” (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. (11) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. (14) Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. (15) Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. (16) Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. (17) Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. (18) Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. (19) Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” (20) Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
PENDERITAAN SEBAGAI AWAL DARI RAHMAT
“Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus”. —- Mazmur 3:5
SETIAP ORANG pasti pernah merasakan penderitaan, baik berupa penyakit, atau disakiti oleh orang yang dikasihi, dikecewakan dan dikhianati oleh sahabat, di-’bully’, direndahkan orang lain, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya. Beberapa orang menganggap peristiwa itu sebagai hal yang tragis, seperti kiamat dalam hidupnya. Sedangkan yang lainnya menghadapi peristiwa itu sebagai batu ujian hidup untuk melangkah maju ke arah yang lebih baik lagi. Bagaimana kita harus menyikapi semuanya itu?
Ketika raja Daud terpaksa harus meninggalkan istana karena Absalom mengumumkan diri sebagai raja Israel menggantikan Daud, ayahnya, hati Daud sangat sedih. Ia menangis dan tentu saja ia menderita karena diperlakukan secara tidak sepatutnya oleh anaknya sendiri. Ia mengalah dan melarikan diri untuk menghindari jatuhnya korban dari kedua belah pihak. Bahkan pada waktu yang bersamaan, Daud harus menerima hinaan dan caci maki dari orang-orang yang tidak suka kepadanya.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita perhatikan betapa menderitanya orang Gerasa yang kerasukan setan karena siang malam ia hidup sendirian di daerah pekuburan dan orang-orang takut padanya sehingga iapun dijauhi. Namun keadaannya berubah ketika ia berjumpa dengan Yesus. Yesus melepaskan dia dari cengkeraman roh-roh jahat dan menyembuhkannya. Rahmat Tuhan dicurahkan atas diri orang itu sehingga hidupnya diubah menjadi pribadi yang berbeda dan lebih baik. Dan setelah disembuhkan, ia meminta untuk mengikuti Yesus. Tetapi Yesus meminta kepadanya untuk pulang kembali ke kampungnya guna memberitahukan pada orang-orang di kampungnya segala sesuatu yang Tuhan telah perbuat bagi dirinya dan betapa Tuhan Yesus mengasihani dirinya (Mrk 5:19).
Demikian pula dengan raja Daud yang di kala menderita, merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dengan tidak membalas perbuatan Absalom, namun hanya berharap pada Tuhan yang ia percaya akan memulihkan keadaannya. (2 Sam 16:12)
Dan bagi kita ? Bila saat ini kita sedang dalam penderitaan, mari kita berseru kepada Tuhan (Mzm 3:5). Mari kita lakukan hal-hal yang baik dan tekun dalam berusaha. Percayalah bahwa semua itu hanyalah awal dari rahmat yang akan dicurahkan Tuhan bagi kita. Dia mengijinkan semuanya itu terjadi karena Dia mengasihi kita. Dia bukanlah Allah yang pilih kasih. Kita semua sama dihadapan-Nya. Tuhan mau membentuk pribadi kita agar lebih sempurna di mata-Nya. Oleh sebab itu, untuk kita yang telah menikmati rahmat Tuhan dan dibebaskan dari penderitaan, marilah kita wartakan kasih Tuhan kepada semua orang, dalam sikap dan perbuatan kita! (LP)
DOA: Tuhan Yesus, curahkan rahmat-Mu atas diriku dan jadikan pribadiku lebih memuliakan nama-Mu. Amin.
JANJI: “Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu!” —- Mazmur 3:9
PUJIAN: Jack Ma pernah hidup dalam keprihatinan. Ia mengalami penolakan baik di perusahaan, kepolisian maupun universitas. Berbekal tekad yang kuat pada akhirnya iapun berhasil mendirikan Alibaba.com yaitu sebuah situs e-commerce China yang memfasilitasi pedagang China dan importir luar negeri.