SAKRAMEN MAHAKUDUS
28 Januari, 2020
St. Thomas Aquino
SELASA (P)
2 Samuel 6: 12b-15, 17-19
Mazmur 24: 7-10
Markus 3: 31-35
(31) Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. (32) Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” (33) Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” (34) Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! (35) Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
“Tabut Tuhan dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untyuk itu, kemudin Daud mempersembahkan korban bakaran, dan korban keselamatan di hadapan Tuhan. Stelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah seluruh bangsa itu demi Nama Tuhan semesta alam” — 2 Samuel 6: 17-18
SEWAKTU DAUD membawa Tabut Tuhan ke kota Yerusalem, orang-orang semua diberkati dan hidup terus dalam naungan berkat-berkat-Nya yang terbaik, sebab Tuhan berada di tengah-tengah mereka secara khusus.
Dalam Perjanjian Baru, kita menjumpai pemenuhan Bait Allah di dalam Ekaristi. Ekaristi itu tidak hanya berkat yang terindah tetapi sekaligus “Yang Memberkati”, ya Allah sendiri. Dan di dalam Ekaristi kudus, kehadiran-Nya begitu intim dan akrab, kehadiran yang penuh kuasa di muka bumi ini. Dan Ekaristi itu memiliki pra-rasa kenikmatan surgawi, karena dalam Ekaristi itu hadirlah Yesus, ya Sang Allah sendiri.
Dengan memusatkan hidup kita pada Ekaristi, kita menghayati hidup yang paling penuh berkat . Kita berada dari rahmat ke rahmat, dari karunia ke karunia (Yoh 1: 16), dari kemuliaan ke kemuliaan yang berikut (2 Kor 3:18). Berkat dari Ekaristi itu demikian mengagumkan dan mempersona sehingga kita hidup di dlam Tuhan yang bertahta di Ekaristi dan Dia berada dan hadir di dalam diri kita (Yoh 6:56), sebab bila kita menyambut Yesus dalam Ekaristi, yakni menyantap Tubuh-Nya dan meminum Darah-Nya (Yoh 6: 53). Ekaristi itu adalah Dia sendiri, sang Kehidupan (Yoh 14:6; 6: 45). Maka orang yang hidup untuk Tuhan yang hadir dalam Ekaristi, dibangkitkan dari mati dan hidup selamanya (Yoh 6:54).
Mati kita menghayati hidup dalam dan bagi Ekaristi. Hidup dalam berkat Ekaristi, yang megandung hidup berlimpah dan kekal.
DOA :Bapa, biarkan banyak umat yang menggunakan buku Renungan Harian ini menuntun mereka bisa mengahadiri Misa harian sesering mungkin.
JANJI :“Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dia-lah saudara-Ku laki-laki, dia-lah saudari-Ku perempuan, dia-lah ibu-Ku” — Markus 3: 35
PUJIAN:Sejak abad ke-13, Theologi Gereja Katolik, sampai Konsili Vatikan II, praktis diwarnai oleh pandangan St. Thomas Aquinas. Selain sebagai ahli Teologi, ia juga pengarang lagu kondang, yakni “Pange Lingua Gloriosi” (‘Mari kita puji Kristus’ (MB 406)”, lagu untuk menghormati Sakramen Mahakudus. Dalam lagu “Pange Lingua” ini yang teridri dari lima bait, baik ke-empat dan kelima, sangat sering kita nyanyikan bersama waktu pentahtaan Sakramen Mahakudus, yakni “Tantum Ergo Sacramentum” .