SELASA
(Putih)
28 April
Kisah pr Rasul 7: 51–8: 1a
Mazmur 31: 3a-4, 6a-b, 7b, 8a, 17, 21ab
Yohanes 6: 30-35
(30) Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? (31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” (32) Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” (34) Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” (35) Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
ROTI KASIH – ROTI HIDUP
“Akulah roti hidup! Barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi”.— Yohanes 6: 35
YESUS TENTU TAHU, bahwa banyak orang hidup di dunia ini yang haus akan “roti kasih-sayang”. Yang mereka kenal dan dapat hanyalah kasih yang palsu, yang tak memuaskan dan juga tak memenuhi hati mereka. Yang mereka tahu dan alami ialah hati mereka terpikat akan barang dan harta atau terpikat dan terikat pada ‘ego’ diri sendiri. Kita memohon kepada Yesus agar ‘roti kasih sayang-Nya’ masuk mengisi hati kita, masuk hati mereka. Kasih sayang Yesus tentu memuaskan hati yang lapar dan haus.
Juga banyak sekali orang yang lapar akan “roti kebenaran”. Tiap hari Umat Allah diberondong dengan warta med-sos, ajaran dan ideologi palsu, oleh kebohongan atau hoax yang berasal dari si jahat, sumber kebohongan. Memang Umat-Mu tahu bahwa Engkau Jalan, Kebenaran dan Hidup. Kata-kata-Mu adalah kebenaran, adalah ‘kasunyatan’. Mereka sangat haus akan ‘roti kebenaran’, ajaran kebenaran yang berasal dari Allah.
Dunia kita ini sudah berubah. Orang-orang tercabik dari akarnya, dan mengalami kesepian. Mereka lapar akan ‘roti kebersamaan’. Yang kita alami, orang hidup dalam kecurigaan, saling sinis satu sama lain, rasa takut untuk berkomitment satu sama lain. Dan dalam Gereja, Yesus mendirikan suatu komunitas para murid, yang menjadi dasar dari Kasih-Sayang Yesus, dasar kebersamaan.
Yesus meminta kita untuk membantu dan membimbing mereka-mereka yang butuh teman, sahabat dan keluarga dan komunitas, yang memberi anugerah pertemanan, persahabatan , kebersamaan seperutusan dalam iman. Kita diminta untuk menjebol tembok pemisah karena curiga dan takut dan sekat-sekat penyebab kesepian dan ketersendirian, sehingga mereka dapat menggapai pada keberadaan,kehadiran persaudaraan seiman.
Masih ada lagi. Begitu banyak kelompok yang lapar akan harapan. Hatinya hampa dari asa, tidak tahu masa depan. Hidup mereka hanya dari hari-ke-sehari, tanpa visi dan misi, untuk apa mereka ini hidup. Hidupnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di luar itu tiada tujuan dan makna hidup; seandainya ada , itu hanya keputus-asaan.
Betul, Yesus-lah Jawaban. Dan Yesus menjadikan kita jawaban bagi mereka-mereka ini. Kita diminta menemani mereka untuk menemukan makna dan tujuan hidup dan sampai pada tujuan akhir, memperoleh satu tempat duduk di Meja Perjamuan. Turunkan hujan ‘roti harapan’ , ya Tuhan !
Dan akhirnya ada ratusan juta orang lapar akan ‘roti hidup’. Kita semua diutus untuk membawa mereka agar membuka hati mereka guna menyaksikan kehadiran Yesus, di dalam anugerah-Nya yakni Ekaristi, sang Roti Kehidupan.
Izinkan mereka-mereka itu menyambut ‘roti hidup’ yang memuaskan kelaparan mereka.
DOA : Ya Bapa, berilah kami santapan untuk hari ini, untuk esok dan selalu.
JANJI : “Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang di surga, yang memberi kamu roti yang benar dari surga” — Yohanes 6: 32
PUJIAN: Di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) , beberapa tahun yang lalu berdirilah suatu komunitas YANA (You Are Not Alone) suatu komunitas untuk saling berbagi dan mendukung di antara sesama ‘single Mom’ dan wanita yang memilih untuk-tidak-berkeluarga.