rh
2 Maret 2019
SABTU (Hijau)
Sirakh 17:1-15
Mazmur 103:13-14; 15-16; 17-18a
Markus 10:13-16
YANG EMPUNYA KERAJAAN ALLAH
“Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”— Markus 10:
DALAM HAL-HAL tertentu, jika kita ingin tahu jawaban yang jujur, bertanyalah pada anak kecil. Jiwa anak kecil yang masih murni, belum terkontaminasi oleh banyak hal seperti orang-orang dewasa. Ini membuat mereka menjawab dengan jujur sesuai apa yang dilihat, dirasakan dan diketahuinya oleh mereka. Anak kecil itu sederhana, , belum tercemar oleh pikiran-pikiran negatif, apa adanya, tidak ada yang dibuat-buat alias polos atau tidak munafik. Lawan dari kesederhanaan adalah banyak akal, atau berlaku licik.
Tuhan menginginkan kepolosan kita, seperti yang ada pada anak-anak. Tidak ada hal yang perlu ditutup-tutupi. Rasul Paulus menasehati, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!” (1 Kor. 14:20).
Menjadi anak-anak berarti tidak turut ambil bagian dalam kejahatan, mampu menjaga diri atau menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan. Maril kita ingat dan simak kembali sabda Yesus : ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”.
Tuhan juga menginginkan kita memiliki sifat-sifat seperti anak kecil yang polos dan jujur ini di hadapan-Nya. Dia tidak akan pernah keberatan ketika kita bermanja-manja dengan-Nya sebagaimana seorang anak kecil bermanja-manja kepada orang tuanya. Dia juga ingin supaya kita mengandalkan Dia sepenuhnya, menangis ketika kita tidak dapat menemukan-Nya, terus meminta sampai janji-janjiNya bagi kita dipenuhi-Nya, menggandeng tangan-Nya ke manapun kita pergi, merasa aman dan nyaman ketika Dia menggendong dan menyertai kita.
Dengan menjadi seperti seorang anak kecil, kita akan mendapati bahwa diri kita tidak akan dapat hidup tanpa Dia. Tuhan rindukan kepolosan dari diri kita. Sikap seperti anak kecil yang diharapkan Tuhan dari kita adalah sikap polos dan jujur kita kepada-Nya. Oleh karena itu itulah salah satu yang menjadi syarat untuk dapat masuk ke dalam kerajaanNya.
Dikatakan dalam Kitab Sirakh: “Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya” (17:15). Karena itu marilah kita senantiasa hidup dengan jujur dan terbuka di hadapanNya. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong, menjauhi ‘hoax’ dan tidak berbuat curang,berkata-kata apa adanya dan benar serta berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban demi kebenaran”
Orang jujur akan hancur untuk sementara tetapi akan mulia dan mujur untuk selamanya. Hidup jujur pasti akan menghadapi banyak tantangan, masalah dan hambatan, maka baiklah melengkapi hidup jujur kita untuk terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan.
Kita juga diajak oleh Tuhan untuk belajar dari seorang anak kecil, dan memiliki sikap polos dan jujur di hadapan Tuhan. Dengan kejujuran dan kepolosan, kita akan datang kepada Tuhan, menjadikan Dia segala-galanya dalam hidup kita. “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. ….. Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu” (Mzm 103:13,17).
Doa: Bapa, ampuni aku yang seringkali mengabaikan-Mu. Aku mau belajar menjadi seperti anak kecil, menjadikan Engkau segala-galanya dalam hidupku.Bapa, bantulah aku.
Janji: “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia” —- Mazmur 103:13
Pujian: Sewaktu diadakan Rekoleksi bagi Putra-putri Altar, oleh Kakak Angkatan yang telah menjadi OMK, bukan saja mereka yang masih anak-anak yang dapat meneladan kakak-kakak angkatannya yang disiplin dan ramah, tetapi Putra-putri Altar yang senior pun banyak belajar juga dari sifat spontanitas dan kesederhanaan dari adik-adik angkatan mereka.