Renungan Harian – Rabu, 29 Juli 2020
RABU
(Putih)
29 JULI
S.Martha
1 Yoh 4:7-16
Mazmur 34: 2 – 11
Yoh 11: 19-27 atau Luk 10: 38-42
29 Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. 30 Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. 31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. 32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.”
33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 34 “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” 35 Maka menangislah Yesus. 36Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” 37Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?”
BERHENTI DI JALAN
“ ‘Percayalah engkau akan hal ini ?’ Jawab Martha, ‘ Ya, Tuhan aku percaya. Bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia’ ” — Yohanes 11:26-27
MARTHA MENDENGAR bahwa Yesus akan segera datang. Ia segera keluar rumah dan menyambut Yesus di jalan dan berbincang. Setelah terjadi dialog pendek, antara Martha dan Yesus, terungkaplah iman Martha sebagai orang Yahudi tulen yang percaya akan Allah. Dan ini ditanggapi oleh Yesus dengan suatu pernyataan pewahyuan baru, “Akulah Kebangkitan dan Hidup” (Yoh 11:25). Dan ini disambut dengan Martha dengan membuat suatu pengakuan iman yang agung yang belum pernah diucapkan oleh siapa saja (Yoh 11:27). Dan ‘tempat’ di jalan itu berubah menjadi ‘tempat iman’.
Dan di tempat itulah Yesus berhenti. Lalu datanglah Maria, dan teman serta tetangganya ikut ke situ menjumpai Yesus. Perjumpaan itu membuat mereka menangis kembali. Hati Yesus tersentuh dan terharu, Ia pun ikut menangis (Yoh 11: 33, 35).
Mengapa Yesus menangis ? Yesus ‘kan tahu bahwa Dia akan membangkitkan Lazarus dari mati, mengapa bersedih ? Bisa saja Yesus menangis karena orang-orang di situ umumnya sangat dangkal iman mereka. Ingat, Yesus juga menangis atas kota Yerusalem, karena tiada iman dari para penduduknya (Luk 19: 41 dst). Yesus menangis karena tempat yang sama di mana Martha menyatakan imannya yang besar, berubah menjadi tempat kurangnya beriman. Mengapa ? Karena beberapa orang tetangga Maria dan Martha menyindir dengan berkata “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati” (Yoh 11:37).
Balik pada diri kita, adakah tempat dalam hidup kita , iman kita mulai memudar ? Tengok apakah rumah, Lingkungan kita, tempat kerja, tempat pelayanan kita, masih tetap sebagai tempat iman ? Atau juga iman di situ sudah mulai memudar ? Jangan sampai membuat Yesus menangis karena kurangnya iman kita ! Mari kita bangkitkan iman kita ! Kita ungkapkan, kita nyatakan iman kita akan Yesus secara terbuka , dengan bebas dan dengan tegar penuh ketekunan ! (SW)
DOA : Bapa, tambahkanlah iman kami !
JANJI : “Setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak mati selama- lamnya.” — Yohanes 11: 26
PUJIAN: Komunitas ibu-ibu di Paroki Santa Martha, yang berpelindung juga pada Santa Martha, menyatakan kesalehan mereka sebagai murid-murid Yesus dengan pelayanan dengan penuh semangat dan sukacita kepada para penghuni panti-wredha.