13 Februari 2019
RABU (Hijau)
Kejadian 2:4b–9,15–17
Mazmur 104:1–2a,27–28 29bc
Markus 7:14–23
OLEH KARENA KEBAIKANNYA
“Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau
membuka tanganMu, mereka kenyang oleh kebaikan.“ —- Mazmur 104:28
BEBERARA TAHUN yang lalu, saya sempat merasa jatuh dalam segala hal dalam hidup saya. Saya sedih. Saat itu, saya sempat mencari penghiburan melalui teman-teman saya, tetapi ternyata semuanya malah menjauh dan meninggalkan saya; seakan-akan tidak ada lagi yang mengenal saya saat itu. Teman yang dulunya selalu bersama ketika sepulang sekolah, tiba-tiba hilang entah ke mana. Saya sangat kecewa pada mereka yang saya anggap sahabat. Rasa kekecewaan saya merembet pada sikap saya pada Tuhan. Saya kecewa dengan Tuhan, karena saya berpikir kejatuhan saya ini karena izin Tuhan. Saya menjauh dari Tuhan dan menutup diri dari segala kegiatan saya dalam Gereja yang sudah saya ikuti sejak kecil.
Apakah ada perubahan setelah saya menjauh? Ya. Namun bukan perubahan yang baik, saya merasa malah semakin terpuruk. Tetapi Tuhan ternyata tidak meninggalkan saya pada waktu itu. Dia tetap hadir dalam bentuk kasih sayang melalui keluarga, orang-orang terdekat, yang selama ini saya tidak sadari, karena saya terus mencari kasih dan kebahagian yang jauh di luar sana.
Keputusan salah terbesar dalam hidup kami adalah ketika kami memutuskan untuk pergi menjauh dari Tuhan. Keputusasaan, kekecewaan, emosi yang kami rasakan saat itu membuat kami lupa, kalau Tuhan hadir itu dalam setiap permasalahan kami saat itu. Dan kami menutup hati dan mata untuk melihat dan merasakan kenyataan yang ada di sekeliling kami.
Saat menjauh, banyak pikiran-pikiran jahat yang mendukung diri kami untuk semakin menutup diri dengan Tuhan. Hal-hal yang jahat itulah yang ada dalam hati kami serta terungkap dalam perilaku kami . “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Mrk 6: 22-23). Pada saat kami sedang emosi seperti ini, tidak ada pikiran untuk bertindak positif atau berbuat baik.
Tetapi Tuhan suatu saat menjamah kami. Kami sadar bahwa saat kami berusaha untuk menjauh, Tuhan tidak pernah berhenti mencurahkan berkat-Nya. Tuhan tidak berhenti mengejar kamo agar kami ini kembali kepada-Nya. Namun kamilah yang selalu berlari seakan-akan tidak mau ditangkap oleh Tuhan karena kami sudah menutup hati dengan rasa kecewa kami yang sebelumnya.
Tuhan bisa saja hadir melalui berbagai macam bentuk peristiwa, seperti kasih sayang dari orang-orang terdekat, dari alam yang masih bisa kita lihat, dan dari udara yang dapat kita rasakan, dan masih banyak lagi.
Mulailah dari sekarang, dan hendaknya saya dan anda terus mendekatkan diri pada Tuhan agar kebaikanNya dapat lebih kita rasakan, walaupun kita sedang dalam masalah sekali pun. (CEM2)
Doa: Ya Bapa, terimakasih untuk kebaikanMu yang masih boleh kami rasakan sampai sekarang. Teruslah berkarya dalam hidup kami sehingga kami tidak merasa kami sendirian.
Janji: “Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tanganMu, mereka kenyang oleh kebaikan” —- Mazmur 104:28
Pujian: Ayub tetap setia dalam segala cobaan yang dialami dalam hidupnya. Ia tetap setia pada Tuhan dan tidak meninggalkan Tuhan apa pun kondisi yang dihadapinya.