6 Februari 2019 St. Paulus Miki
RABU (Merah)
Ibrani 12:4-7,11-15
Mazmur 103:1-2,13-14,17-18a
Markus 6:1-6
TETAP MAJU MELAYANI DAN MEWARTAKAN
“Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan
oleh tangan-Nya?” —- Markus 6:2
DALAM INJIL hari ini, Markus menulis, ‘orang-orang yang takjub oleh pengajaran-Nya karena penuh hikmat dan kuasa, sehingga mukjizat-mukjizat terjadi’. Tetapi kemudian ada yang mulai menelisik keberadaan latar belakang-Nya. Mereka lalu menolak-Nya. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Ia pergi dan berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Apakah Yesus tidak bisa menunjukkan kuasa dan kebesaran-Nya sebagai Utusan Allah Bapa? Mengapa Yesus memilih berjalan berkeliling dan melanjutkan pengajaran-Nya ke desa-desa lain?
Dalam hal ini, kita diingatkan akan peran kita sebagai murid Tuhan Yesus yang harus mengajar orang-orang dekat kita, teman-teman kita dan siapa saja yang bersentuhan langsung dengan kita melalui kesaksian hidup yang memancarkan Kristus yang hidup dan tinggal di dalam hati kita. Mungkin ada yang tidak suka terhadap kita. Dalam hal ini kita lalu dapat meneladan kerendahan hati Yesus dalam karya pewartaan Injil. Kita tidak perlu patah semangat, tetapi terus tetap melanjutkan pewartakan Kabar Baik.
Kita takperlu kecewa apalagi mundur untuk melayani dan mewartakan kabar baik. Kita dipakai oleh Tuhan. Dia-lah yang berkarya di dalam dan lewat kita. Dia-lah yang berkenan menggunakan kita. Mari terus maju melayani ! (Titus)
Doa: Tuhan Yesus, tambahkanlah kerendahan hati dan semangat kami untuk melayani dan mewartakan Sabda-Mu
Janji: “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” —- Ibrani 12:11
Pujian: Dalam Retret Pasutri dari suatu Paroki, Pastor pemberi Retret menyemangati bapak dan ibu, peserta, untuk tetap setia melayani anak-anaknya dengan sepenuh hati dan secara total. Anak-anak itulah, yang akan mengganti bapak dan ibunya dan menjadi generasi milenial masa depan, yang dapat diandalkan oleh Gereja dan masyarakat.
