Rabu, 1 Mei2019
St. Yusuf Pekerja
Kisah Para Rasul 5:17-26
Mazmur 34:2-3,4-5,6-7,8-9
Yohanes 3:16-21
(16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (18) Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. (19) Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. (20) Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; (21) tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
KASIH ALLAH BAPA SUNGGUH BESAR
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal” —- Lukas 3:16
SERING KALI kita mendengar cerita tentang kesuksesan seorang ayah, yang telah diraihnya melalui perjuangan dan kerja keras selama hidupnya. Kesuksesan itu menjadi hancur karena kelakuan anaknya yang tidak benar. Kasih sayang seorang ayah yang begitu besar, terkadang membuat sang ayah tidak mampu menegur dan mengendalikan anaknya saat melakukan kesalahan. Hal ini mendatangkan resiko yang tidak ringan. Bukan hanya jatuh secara materi, tetapi seringkali bahkan harus kehilangan jabatan dan juga nama baik. Seperti peribahasa Jawa, “Anak polah bapa kepradah”, yang berarti perbuatan anak akan berimbas kepada orang tuanya.
Maka sungguh menarik jika kita membaca Injil hari ini, dimana Allah Bapa telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ke dunia ini. Dunia dimana seluruh ciptaan, terutama manusia menjadi tujuan utama kasih Allah dicurahkan untuk menyelamatkan. Padahal, dunia adalah tempat dihuni oleh manusia-manusia yang berdosa (Yoh 3:16). Dunia adalah lambang dan tempat orang-orang yang menolak untuk percaya kepada-Nya.
Kedatangan Anak-Nya bukanlah untuk menghakimi dunia ini, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh 13:17). Dalam Perjanjian Lama, Allah mencobai Abraham untuk membawa anaknya yang dikasihinya, Ishak, pergi ke tanah Moria untuk dijadikan korban bakaran bagi-Nya (Kej22:2). Melihat ketaatan Abraham yang takut akan Allah dan tidak segan-segan menyerahkan anaknya yang tunggal, maka Allah pun mengganti domba sebagai korban bakaran sebagai pengganti Ishak.
Namun, dalam bacaan Injil hari ini, dinyatakan bahwa Allah Bapa sungguh mengaruniakan dan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Tak ada lagi domba sebagai pengganti kurban, seperti yang dialami Ishak. Karena kasihnya yang begitu besar, maka Allah Bapa mengutus Yesus, Anak-Nya yang tunggal untuk menjadi penyelamat dunia, bukan menjadi hakim bagi dunia. Penghakiman hanya berlaku bagi orang yang tidak percaya kepada “terang”, yakni Kristus Yesus. Keselamatan berarti percaya kepada Yesus (Yoh 3:18). Yesus hanya meminta kita untuk percaya kepada-Nya. Semoga kita sudah mengimani dan percaya kepada “terang” yakni Yesus, Anak Domba Allah yang menebus dosa kita, sehingga kita damai bersama-Nya. (TON)
Doa: Ya Tuhan Yesus, bimbinglah kami agar selalu menjadi anak-anak “Terang-Mu”
Janji: “Aku hanya memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku ” –—Mazmur 34:2
Pujian: John sempat koma setelah mengalami kecelakaan motor. Imannya menjadi semakin kuat dan percaya ketika ia menjadi sembuh setelah menerima Sakramen Perminyakan Suci.