RABU
(Hijau)
01 JULI
Amos 5:14-15, 21-24
Mazmur 50:7, 8-9, 10-11, 12-13, 16bc-17
Matius 8:28-34
28 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. 29 Dan mereka itu pun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” 30 Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. 31 Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” 32Yesus berkata kepada mereka: “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. 33Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. 34Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
YESUS JANGAN MENGGANGGU KAMI ?
“Keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak , supaya Ia meninggalkan daerah mereka” — Matius 8: 34
YESUS DATANG datang untuk menghibur yang tersiksa hidupnya dan menyiksa yang ‘orang-orang yang telah hidup mapan dan nyaman’. Injil hari ini mengkisahkan cerita yang ‘mengganggu’ keadaan ‘status quo’ orang-orang di Gandara. Orang-orang memberi tanggapan negatif akan kehadiran Yesus yang membebaskan. Markus dalam berkisah tentang peristiwa ini (Mrk 5:1-20) memberi informasi tambahan lebih rinci.
Sebelum orang yang kerasukan itu berjumpa Yesus, dia memiliki kekuatan fisik yang luar biasa malahan tak dapat ditahan dengan rantai . Dan kemudian, setelah disembuhkan oleh Yesus, orang itu lalu “duduk, sudah berpakaian dan sudah waras” (Mrk 5: 15), – dan orang-orang di Gandara malah ketakutan. Bagaimana mungkin orang yang sudah waras dan berpikir normal duduk tenang malah menakutkan daripada orang yang kerasukan roh jahat , yang berteriak-teriak dan bisa mematahkan rantai yang membelenggunya ?
Hal-hal yang telah menjadi kebiasan biasanya menahan kita erat-erat. Sering kita lebih mempertahankan ‘status quo’ keadaan seperti apa adanya. Kita memilih tak kembali dalam keadaan normal biasa, karena hal itu memaksa kita harus menyesuaikan lagi cara berpikir dan bertindak kita. Upama saja, ada anak yang hidup dalam suasana keluarga yang sangat sering memperlakukannya dengan tindak kekerasan. Sewaktu ada yang menyelamatkannya, ia memilih tetap tinggal di keluarga penuh tindak kekerasan daripada pindah ke tempat keluarga yang mau melindungi.
Bisa saja kita menolak ajaran Yesus yang menuntut banyak perubahan dari diri kita. Mungkin justru kita yang hidup aman dan nyaman yang disiksa oleh ajaran-ajaran Yesus yang menantang.
Semoga kita tak seperti penduduk Gandara yang memilih tetap hadirnya orang kerasukan iblis yang terus mengganggu daripada orang itu sembuh, sehat dan hidup normal ! Semoga Allah menolong kita agar kita memiliki hati dan budi selalu terbuka akan kehendak Allah, yang menginginkan segala-galanya menjadi baru – termasuk kita. (SW)
DOA : Ya Yesus, Dikau berkuasa menjadikan segalanya baru ,termasuk cara kami berpikir dan bertindak ! Ubahlah daku, selaras dengan kehendak-Mu . Amin.
JANJI: “Carilah yang baik jangan yang jahat, supaya kamu hidup,dengan demikian Tuhan Allah semesta alam akan menyertai kami”— Amos 5: 14
PUJIAN : Seminggunan sebelum meninggal, Didi Kempot – nama asli Dionisius Prasetyo- mengadakan Aksi Penggalangan Dana, dengan nama -Sobat Ambyar- untuk membantu pembiayaan korban Covid 19, lewat pentas lagu-lagu on line, dari rumah. Kepeduliannya akan sesama yang menderita luar biasa.