GARAM DAN TERANG DUNIA
09 Februari
MINGGU
(Hijau)
Minggu Biasa V
Yesaya 58:7-10
Mazmur 112:4-5,6-7,8a,9;
1 Korintus 2:1-5
Matius 5:13-16
(13) Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. (14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. (16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” — Matius 5:16
BACAAN INJIL hari ini adalah penggalan dari Kotbah Yesus di Bukit, yang menjadi dasar hidup kristiani. Di situ Yesus bersabda bahwa kita murid-Nya adalah garam dan terang dunia. Garam bisa menimbulkan rasa yang enak dan juga dapat mengawetkan sesuatu dari kebusukan, sedangkan terang dapat memberikan cahaya bagi sekitarnya. Keduanya bisa membuat kehadiran murid-murid Yesus membuat sekitarnya menjadi lebih baik.
Yesus yang adalah Terang Dunia menghendaki kita sebagai muridNya juga membawa terang seperti Dia, dengan menjadi cermin yang bersih memantulkan Terang Kristus.
o Kabar suka cita yang diwartakanNya sudah kita terima, tetapi apakah itu sudah kita cerna dan batinkan sehingga kita dapat mewartakannya dalam kehidupan kita?
o Apakah karakter kita menunjukkan sebagai terang dan garam bagi dunia?
o Apakah tindakan dan perbuatan kita terhadap lingkungan telah membawa dampak seperti terang dan garam?
Jangan sampai garam kita menjadi tawar dan tidak berfungsi lagi karena keegoisan dan kemalasan kita yang terperangkap pada hal-hal duniawi. Kita terbawa arus dunia , menjauh dari Yesus sang pembawa terang, sehingga terang kita meredup dan tidak bersinar sebagaimana mestinya.
Peran kita sebagai murid Yesus harus terlihat, jangan tersembunyi. Semoga orang-orang dapat melihat karakter dan perbuatan kita, akan merasakan dampak terang Kristus dan memuliakan Bapa di surga. (HUI)
DOA : Tuhan Yesus, Terang Dunia, mampukan kami selalu bisa memantulkan terangMu dalam kehidupan kami, sehingga sungguh boleh dirasakan orang-orang di sekitar kami dan menemukan jalan menuju kebenaran . Amin.
JANJI:“Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.”— Mazmur 112:4
PUJIAN: Lusia Kim (1818-1839) adalah seorang wanita muda, dari Korea, yang menarik dengan bakat, keberanian, dan keanggunannya. Ketika kedua orang tuanya meninggal, dia harus menjual seluruh miliknya untuk membayar biaya pemakaman. Setelah itu, dia tinggal bersama dengan sebuah keluarga Katolik, dan kemudian dia berjanji untuk tetap perawan.