KAMIS
(Hijau)
13 AGUSTUS
Yehezkiel 12:1-12
Mazmur 78:56-59, 61-62
Matius 18:21–19:1
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” 22 Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” 1 Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan.
EGOISME DAN KESERAKAHAN
“Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! “ — Matius 18:27-28
PADA UMUMNYA manusia lebih mau untuk menerima daripada memberi; ia mau menerima bila ia diberi uang, tetapi akan berpikir berkali-kali bila ia diminta untuk memberikan harta miliknya kepada orang lain. Dalam bacaan Injil hari ini, hamba pertama yang sudah menerima pengampunan dari Raja atas hutangnya yang besar (10.000 talenta) tetapi tidak mau memberi pengampunan kepada rekannya yang memiliki hutang kepadanya yang relatif kecil, 100 dinar saja (1 talenta = 6000 dinar).
Jadi hamba yang pertama itu memiliki sifat yang egois sekali. Ia meminta pengampunan, tetapi ia tidak mau memperhatikan kebutuhan orang lain yang meminta pengampunan atas hutangnya yang jauh lebih kecil . Kedua, hamba pertama itu bersifat serakah. Ia tidak mau kehilangan hartanya sedikit pun. Mau menerima , enggan sekali memberi. Padahal ia sudah menerima jauh lebih banyak. Dalam kata perpisahannya, Paulus berkata: Ingat akan “perkataan Tuhan Yesus , ‘lebih baik memberi daripada menerima ” (Kis 20:35).
Sekarang bagaimana dengan kita? Sesungguhnya kita telah menerima banyak dari Tuhan; semua harta, kekayaan yang kita miliki itu sesungguhnya adalah milik Tuhan yang dititipkan kepada kita. Apakah kita mau dan rela untuk memberikan sebagian kepada orang-orang yang membutuhkannya, apalagi pada jaman pandemi Covid-19 seperti saat ini? (DAG)
DOA: Tuhan, berilah hati-Mu yang penuh kasih kepadaku , sehingga aku tidak menjadi orang yang serakah, dan mementingkan diri sendiri.
JANJI: “Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu” — Matius 18:35
PUJIAN: Paus Yohanes Paulus II sempat kritis setelah ditembak oleh Mehmet Ali Agca. Setelah pulih, beliau mengunjungi penembaknya di penjara dan mengampuninya.