12 September 2019
KAMIS (Hijau)
Kolose 3:12-17
Mazmur 150:1-2,3-4,5-6
Lukas 6:27-38
(27) Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. (29) Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. (30) Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. (31) Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. (32) Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. (33) Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. (34) Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. (35) Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (37) Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. (38) Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
KASIHILAH SESAMA!
“Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” —-Lukas 6:37
KASIHILAH SESAMA! Dua penggal kata itu sepertinya mudah diucapkan terutama bila hati kita sedang bahagia atau hidup kita tidak dirundung masalah. Namun menjadi berbeda ketika kita sedang berduka atau menghadapi persoalan. Perasaan yang tidak menentu ini sangat mempengaruhi belas kasih kita pada orang lain.
Kasihilah sesama!Kalimat ini juga terdengar indah dan mudah dilakukan, akan tetapi terasa menjadi sulit apabila sesama yang harus kita kasihi itu ternyata pernah menyakiti hati kita.
Sebagai pengikut Kristus yang dikenal dengan sebutan Kristen, kita mendapat teladan dari Tuhan Yesus sendiri untuk setia dan tulus hati menyalurkan belas kasih, kemurahan hati, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran. Hal itu disampaikan oleh Rasul Paulus kepada umat di Kolose, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” (Kol 3:12).
Kita semua adalah makhluk sosial yang tidak bisa dipungkiri harus berelasi dengan sesama, entah itu dalam keluarga, lingkungan rumah, tempat kerja ataupun usaha, komunitas pelayanan dan lain-lain. Di sinilah tempat kita bisa mengekspresikan hukum kasih yang Tuhan Yesus sampaikan…kasihilah sesama!
Bagaimana bentuknya? Sudah pasti dalam banyak hal kita diuji dalam kesabaran untuk mengasihi sesama karena tidak semua orang mempunyai latar belakang yang sama dengan kita. Ada yang senang diperhatikan dan dilayani terus-menerus tetapi ogah memperhatikan dan melayani orang lain. Ada yang bermalasan dalam melakukan tugas pelayanan tapi sibuk mengomentari pelayanan yang dilakukan orang lain. Beragam macam karakter itulah yang menjadikan kita semakin tekun lagi dalam menyalurkan belas kasih.
Ditegaskan oleh penginjil Lukas , “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” (Luk 6:37)Ayat ini sedemikian jelasnya mengingatkan kita semua untuk hidup dalam belas kasih nyata seperti yang Tuhan Yesus ajarkan.
Bukanlah hak kita untuk terus mencampuri persoalan orang lain karena kita tidak memahami seberapa peliknya hidup orang lain dan kita hanya melihat dari sisi luarnya saja. It’s unfair… Daripada hidup kita diisi oleh hal-hal yang tak berguna, alangkah baiknya bila kita menyalurkan belas kasih pada orang yang memerlukan serta bermurah hati pada sesama.
Di sisi lain, sebagai pihak yang tersakiti, kita pun perlu melakukan pesan Yesus. Belajar dari-Nya untuk selalu mempunyai kerendahan hati, belas kasih, lemah lembut dan sabar. Tentu saja pelaksanaannya tidak selalu mudah. Namun dengan bekal ketekunan itulah dan pertolongan Allah Roh Kudus yang senantiasa menyertai kita, maka kita akan dimampukan mewujudkan semuanya itu. Dengan demikian, niscaya nama Tuhan semakin dimuliakan, tanpa harus mendengungkan firman Tuhan, namun dengan tindakan yang nyata dari kita, orang lain akan menemukan dan mengalami Tuhan sehingga semua orang bersukacita dan bermazmur, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (LP)
Doa: Tuhan Yesus, mampukan diriku dapat turut berbela rasa dan menjadi sahabat yang baik bagi mereka yang tersingkirkan. Amin.
Janji: “Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.”—Mazmur 33:4
Pujian: Santa Teresa dari Kalkuta mewujudkan cinta kasih Tuhan Yesus kepada orang yang terbuang, yaitu orang miskin, cacat, sakit, tunawisma, dll. Di tengah berbagai tantangan dan kritikan, ia tetap melakukan tugasnya dengan penh belas kasih, rendah hati, kelemahlembutan dan kesabaran.