KAMIS
(Hijau)
09 JULI
Hosea 11:1b, 3-4, 8c-9
Mazmur 80:2ac, 3b, 15-16
Matius 10:7-15
7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”
CUMA-CUMA
“Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” —- Matius 10:8b
MEMBERI CUMA-CUMA, merupakan suatu istilah yang sangat langka di jaman sekarang ini. Saat ini semua dinilai dengan materi. Barang-barang diberi “label FOR SALE”, untuk dijual. Artinya, ‘bisnis’ – tidak ada yang gratis . Bahkan seringkali suatu keberhasilan, nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan dan kehidupan juga diukur dengan materi. Maka tidak jarang relasi antar manusia menjadi renggang karena materi. Istilah dunia, hidup ini tidak ada yang cuma-cuma atau gratis.
Ingat kisah tentang Ibu Anna. Ia seorang ibu berusia 70 tahun, hidup sebatang kara dan berkekurangan. Dia masih aktif berjualan keliling makanan kecil. Bila sore hari barang dagangannya masih tersisa, dia bagi-bagikan pada tetangganya yang membutuhkan, tanpa berharap ada imbalan.
Suatu hari seorang anak muda bertanya kepadanya, “Mengapa ibu bagikan gratis? Ibu ‘kan masih butuh uang, bisa dijual dengan murah, jadi ibu tidak rugi.” Ibu Anna menjawab dengan ringan, ”Nak, hidup saya diberi gratis oleh Tuhan. Nafas yang saya hirup juga gratis. Saya tidak pernah dapat nota tagihan. Jadi yang saya punya dan bisa dibagikan, ya saya bagikan. Saya masih kuat bekerja.”, sambil tertawa terkekeh.
Jawaban Ibu Anna membuat anak muda tersebut menitikkan air mata. Dalam keterbatasan hidup, Ibu Anna menjadi pribadi yang murah hati – ia bersedia untuk berbagi dengan cuma-cuma. (MG)
DOA : Tuhan Yesus , yang murah hati, berilah aku hati yang selalu siap menolong sesama, khususnya yang membutuhkan bantuan.
JANJI: “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” —- Matius 5:7
PUJIAN: Santa Theresia dari Calucta, sewaktu hidupnya, memberikan seluruh hidupnya bagi orang tak-berkasta, orang-orang gelandangan di jalan-jalan kota di India. Ia tidak mengharapkan apapun dari semua yang ia lakukan.