6 Desember 2019
JUM’AT (H)
St. Nikolaus
Yesaya 29: 17-24
Mazmur 27: 1,4, 13-14
Matius 9: 27-31
(27) Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” (28) Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” (29) Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (30) Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.” (31) Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.
KARUNIA IMAN
“Jadilah padamu menurut imanmu!” — Matius 9: 29
SABDA YESUS menantang kita, agar kita bertanya pada diri kita sendiri: “Aku memiliki iman ini untuk apa?” Mungkin kita memiliki iman untuk mengahdiri Misa di hari-hari Minggu bukan untuk ‘memindah gunung’ . Mungkin kita memiliki iman untuk menyembuhkan sakit demam – bukan untuk menyembuhkan yang buta dan tuli – atau belum tahu untuk apa ?!
Di sini masalahnya bukan kurangnya memiliki iman, tetapi sebesar apa iman yang kita miliki itu ? Kita telah mempunyai iman ! Kita telah membaca Kitab Suci. Kita ingin berdoa lebih baik ! Kita ingin lebih mengenal Yesus ! Ini semua tak mungkin kita lakukan kalau kita tidak percaya bahwa Allah itu ada dan adalah patut kita berusaha untuk lebih mengenal-Nya !
Kalau kita benar-benar mencari Tuhan , mengasihi-Nya dan mengabdi-Nya – ini berarti bahwa iman kita hidup, – kita terus berusaha menghayati iman kita agar tumbuh berkembang. Tuhan itu sabar dan setia serta memulai karya iman dalam diri kita. Tuhan setia membantu tumbuh dan berkembangnya iman dalam diri kita, sejauh kita juga setia berusaha mengikuti-Nya.
Mari kita rangkul dan dekap iman kita itu. Kita bersukacita karenanya, kita bersyukur kepada Tuhan karena karunia iman ini. Kita nyatakan kepasrahan kita kepada Bapa untuk menumbuhkan iman kita itu hari ini, minggu ini dan sepanjang Masa Advent. Sekarang kita dapat bertanya kembali kepada diri kita sendiri: “ Aku memiliki iman ini untuk apa?” Coba kita merenungkannya. Mohon terang dan bantuan Roh Kudus. Kita tidak perlu kecil hati kalau iman kita masih kecil, ’se kecil biji sesawi’, kita diberi kuasa untuk berkata kepada gunung agar pindah (Mat 17:20).
Semoga dalam Masa Advent ini kita lebih bisa mendengar suara Tuhan lebih jelas, kita bisa semakin dekat dengan-Nya. Dalam proses tumbuh dalam iman, kita tak perlu takut kalau salah atau salah langkah, sejauh terbuka untuk dikoreksi Tuhan. Kita tak perlu kaget kalau suatu ketika kita bisa berucap kepada gunung untuk beranjak dari tempat ini pindah ke sana.
DOA : Bapa, terima kasih atas karunia iman kepadaku !
JANJI : “Tuhan adalah terang dan keselamatanku,
kepada siapakah aku harus takut. Tuhan
adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku
harus gentar” — Mazmur 27: 1
PUJIAN: Paus Fransiskus mengatakan adanya berkat khusus berziarah ke Tanah Suci, karena Tanah suci di mana Yesus pernah hidup itu merupakan Injil yang ke-5. Artinya, kita bertambah iman,kita bisa ngecek apa yang kita bac dan renungkan dalam Injil.