30 Agustus, 2019
JUM’AT (H)
1 Tesalonika 4:1-8
Mzm 97: 1-2,5-6,10-12
Matius 25: 1-13
(1) Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. (2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. (3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, (4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. (5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. (6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! (7) Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. (8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. (9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. (10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. (11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! (12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. (13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
INJIL YANG UTUH, ASLI, TAK DITAMBAH ATAU DIKURANGI
“Inilah kehendakAllah : pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan , supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri, dan hidup di dalam pengudusan dan pengormatan.” —1 Tesalonika 4:3-4
DALAM HIDUP PERKAWINAN, Paulus mendesak umat di Tesalonika agar hidup seksualitas mereka dijaga dalam kemurnian (1 Tes 4:1). Mereka sangat diharap agar hidup dalam kekudusan dan kehormatan , “bukan di dalam keinginan hawa nafsu , seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah”(1 Tes 4:4-5). “ Sebab Allah itu Pembalas dari semuanya ini” (1 Tes 4:6). “Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan apa yang kudus” (1 Tes 4:7).
“Setiap orang yang memandang peremuan dan menginginkannya, sudah berzinah dengan di dalam hatinya”(Mat 5:28). Lewat Santu Paulus, tidakkah Tuhan juga pernah memberi perintah, “Tetapi percabulan dan rupa-rupa , kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan, di antara kamu sebagaimana sepantasnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan kotor , yang kosong atau sembrono – karena hal-hal ini tidak pantas” (Ef 5:3-4).
Dalam masyarakat sekarang ini ‘sex’ diperlakukan sebagai suatu ‘hiburan atau rekreasi saja’ . Orang memikirkan atau menonton perzinahan dan hal-hal yang mesum di TV . Itu semua dianggap ‘hiburan’. Tepatlah kalau dikatakan Yesus dinubuatklan akan menjadi “Tanda Perbantahan” (Luk 2:34, ). Ia akan membalasdan menghukum dosa-dosa ‘sex’ itu. Sebab Ia memandang hal itu sebagai ‘Hukum Ilahi’ bukan buatan manusia , yang boleh diterima atau ditolak begitu saja !(1 Tes 4:8). Para murid Yesus sangat diharapkan sekali menjadi murni sebagaimana Yesus sendiri murni adanya (1 Yoh 3:3).
Doa : Bapa semoga orang-orang di masyarakat bertobat dari segala angan-angan kegiatan sex, masturbasi , pembatasan kelahiran dengan alat dan bahan kimiawi, sex mulut, “omongan-omongan jorok,” berpakaian yang kurang pantas , menonton adegan-adegan kotor di TV , perilaku percabulan dan perzinahan, perilaku ‘homo’ dan aborsi !
Janji : “Berjaga-jagalah , sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya” —Mat 25:13
Pujian :Di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) telah ada kursus persiapan perkawinan gaya baru yang bernama ‘Membangun Rumah Tangga’ (MRT), juga mulai dilancarkan seminar “Discovery” untuk mengenal sifat-sifat dan kepribadian masing-masing pasangan. Kedua seminar itu juga sangat diharapkan memurnikan hubungan mereka nanti sebagai suami istri yang dewasa.