1 Februari 2019 Kandelaria dari St. Yosep,
JUM’AT (Hijau) Marie Anna Vaillot, Odilia Baumgarten
Ibrani 10:32-39
Mazmur 37:3-4,5-6,23-24,39-40;
Markus 4:26-34
BIJI SESAWI DAN KERAJAAN ALLAH
“Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.
Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis
benih yang ada di bumi”. —- Markus 4:31
BIJI SEWAWI di sini bukanlah sayur sesawi seperti di tempat kita yang sering kita buat untuk sayur asin. Di Israel Biji Sesawi adalah suatu biji dari tanaman yang dapat tumbuh menjadi sebesar pohon yang rindang. Bijinya memang sangat kecil, diameternya hanya sekitar 1-2 milimeter. Tetapi bila biji itu jatuh ke tanah, maka ia akan tumbuh menjadi satu pohon yang besar, sehingga burung-burung pun dapat bersarang di pohon itu.
Biji Sesawi dipakai Yesus sebagai kiasan tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu bukan terwujud nanti saat kita sudah meninggal, tetapi Kerajaan Allah hadir sekarang juga di dunia ini. Dan kitalah yang bertugas untuk mewujudkan Kerajaan Allah itu. Hal ini juga sudah kita ucapkan berulang-ulang dalam doa “Bapa Kami”: “… datanglah Kerajaan-Mu. Di atas bumi seperti di dalam surga …”
Bagaimanakah kita dapat mewujudkan hal itu ?
Pertama, tentu saja kita perlu memiliki iman; dan iman itu cukup sebesar biji sesawi saja (Mat 17:20). Karena dengan iman kita dapat memindahkan gunung, artinya asal kita percaya maka semuanya dapat terjadi sesuai dengan rencana Tuhan, karena bagi Dia tidak ada yang mustahil (Mat 17: 20; Mrk 9: 23;Luk 1:31). Ingat juga bahwa kita ini hanyalah alat di tangan-Nya, Tuhanlah yang berkarya. Jadi jangan takut, teruslah berserah kepada-Nya. Tetapi bila berhasil, kita juga tidak boleh sombong, karena semua boleh terjadi seturut kehendak-Nya.
Kedua, kita harus melakukan suatu tindakan (action) nyata. Mulailah dengan tindakan yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai sekarang juga. Perbuatan kecil yang kita lakukan secara terus-menerus akan memberikan dampak yang besar. Jangan perhitungkan besar kecilnya perbuatan kita, tetapi lakukanlah semua itu dengan sepenuh hati dan berdasarkan kasih. Umpama, melakukan pekerjaan-pekerjaan di rumah, membantu atau menolong sesama yang kerepotan atau butuh bantuan , menjadi saksi dalam hidup sebagai murid-Nya dst.
Jadi marilah kita wujudkan Kerajaan Allah di dunia ini, sehingga semua orang dapat hidup dengan damai sejahtera, saling mengasihi, tanpa rasa iri dan dengki. Amin. (DAG).
Doa: Tuhan Yesus, mampukan aku untuk percaya sepenuhnya kepada-Mu, karena Engkau tidak pernah meninggalkan aku, bahkan Engkau yang menggendongku saat aku tidak berdaya. Amin.
Janji: “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak” —- Mazmur 37:5
Pujian: St. Theresa dari Calcutta, India, telah membangun Kerajaan Allah, dengan melayani orang-orang miskin dan terbuang serta tanpa-kasta, sehingga mereka merasa dicintai dan dikasihi.