PENOLAKAN
SENIN 08-03-2021. Pekan Prapaskah III.
Bacaan: 2Raj. 5:1-15a. Mzm.42:2.3; 43:3.4. Lukas. 4:24-30.
Injil Lukas 4:24, menulis. Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”
Salah satu pengalaman paling menyakitkan adalah ditolak. Entah itu ditolak oleh teman, ditolak di dalam lingkungan organisasi masyarakat, dan lain sebagainya. Penolakan dapat pula terjadi dalam lingkup Gereja. Perasaan tertolak biasanya menyisakan trauma yang membuat orang takut melangkah dan meneruskan perjuangan. Orang yang mudah menyerah akan sulit berubah jika ditolak. Sebaliknya, orang yang pantang menyerah tidak akan berhenti berjuang meski berulang kali gagal krena penolakan.
Yesus mengalami penolakan justru di tempat asalnya, yaitu Nazaret, ketika Ia hadir serta mengajar di sebuah rumah ibadah. Dalam rangka menanggapi penolakan yang Ia terima, Yesus menyatakan bahwa memang tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi apakah Yesus berhenti untuk berjuang dan berkarya ketika mengalami penolakan? Tidak..! Tanggapan Yesus justru menunjukkan bahwa Ia tetap percaya diri. Yesus berpendirian teguh bahwa misi kasih yang Ia emban harus terus berjalan meski menghadapi penolakan. Itulah sebabnya Yesus “… berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi”. Yesus memilih melangkah untuk tetap berkarya!
Dalam percintaan, berorganisasi, bahkan pelayanan? Tentu saja pengalaman ditolak itu tidak menyenangkan, bahkan terkadang membuat kita ingin berhenti dan menyerah. Jangan jadikan penolakan itu sebagai tembok penghalang yang membuat kita berhenti melayani. Namun, jadikan penolakan itu sebagai jembatan yang justru membawa kita melihat dan menyeberang ke jalan-jalan lain yang terbuka di depan. Tujuan kita hidup bukanlah menyenangkan orang, melainkan memuliakan Tuhan.
Marilah berdoa: Ya Tuhan, kami mohon kekuatanMu disaat mengalami penolakan, melainkan tetap bangkit dari keterpurukan demi untuk kemuliaan namamu. Amin.
Met Hari Senin.