NILAI PENGORBANAN
RP Albertus Herwanta, O. Carm
Korban (sacrifice) yang amat diperlukan dalam hidup ini selalu menantang. Terasa berat, kadang. Di dalamnya terkandung unsur melepaskan. Ketika dijiwai dengan ungkapan “lebih baik memberi dari pada menerima” berkorban mendatangkan sukacita.
Di samping itu berkorban menunjukkan nilai luhur pribadi pelakunya. Semakin besar pengorbanannya, semakin besar martabat pelakunya. Seorang ayah (suami) yang berkorban demi anak-anak dan isterinya memperoleh respek tinggi dalam keluarganya. Seorang pemimpin partai atau pemimpin negara yang melepaskan kepentingan diri dan keluarga akan lebih mudah berkorban bagi rakyatnya. Mereka dicintai dan dirindukan rakyatnya.
Abraham, bapa kaum beriman menunjukkan sikap berkorban. Ketika Tuhan Allah meminta agar ia mengorbankan Ishak, anak tunggalnya, tentu berat hatinya. Namun dia memenuhi permintaan Tuhan itu. Buahnya? Dia dianugerahi keturunan yang amat banyak. Tuhan menjadikan Abraham saluran berkat. “Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau menaati Sabda-Ku” (Kej 22: 18). Berkorban demi Tuhan selalu “menguntungkan” dan mendatangkan berkat. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Sang Guru Kehidupan juga taat kepada kehendak Allah. Ketaatan-Nya itu nyata dalam tindakan mengorbankan diri-Nya lewat sengsara dan wafat-Nya. Pengorbanan itu mendatangkan berkat luar biasa bagi seluruh umat manusia. Keselamatan abadi. Juga kemuliaan bagi-Nya.
Karena para murid-Nya belum memahami makna kemuliaan itu dan jalan untuk mencapainya, Sang Guru memberikan “warning” supaya mereka tidak menceritakan pengalaman melihat kemuliaan-Nya di atas gunung. Mereka harus menunggu sampai saat Dia sudah bangkit (Mrk 9: 9). Pengorbanan-Nya harus mereka pahami lebih dahulu sebelum mereka menyaksikan kemuliaan-Nya.
Demikianlah yang terjadi dalam hidup ini. Kemenangan mesti didahului dengan pengorbanan. Terasa sangat nikmat tatkala diperoleh lewat perjuangan yang berat. Nilai akhir hidup ini tampak lebih jelas dalam melepaskan dari pada mempertahankan. Akan gemilang tatkala dipenuhi dengan nilai-nilai pengorbanan.
Minggu, 28 Februari 2021 pada Minggu II Prapaskah