MUSUH KEBAIKAN
Ketika seorang koruptor ditangkap dan digelandang ke kantor KPK dan kemudian dipenjara, bukankah layak orang bersyukur karenanya? Tetapi, tatkala seorang atlet nasional yang berhasil mengharumkan nama bangsa di dunia internasional dicemooh, situasi itu tentu menyedihkan.
Banyak contoh lain dari manusia-manusia baik dan benar yang dibenci; bahkan mau dihabisi. Minimal difitnah dan dicaci maki. Itulah yang dialami oleh nabi Yeremia dan Sang Guru Kehidupan.
Orang-orang yang memusuhi Yeremia berusaha menjebak dan mencelakakannya (Yer 20: 10). Namun Yeremia yakin bahwa Allah menyertai dan melindunginya. Bahkan membuat lawannya tidak dapat berbuat apa-apa; dipermalukan (Yer 20: 11).
Fakta itu digarisbawahi oleh pemazmur. Dia berkata, “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar aku” (Mzm 18: 7). Begitulah orang benar dan baik dilindungi Tuhan.
Orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Sang Guru Kehidupan (Yoh 10: 31). Dia yang melakukan banyak pekerjaan baik (Yoh 10: 32) diperlakukan seperti orang jahat dan pendosa. Bukankah Dia datang ke dunia untuk melakukan yang benar dan baik sesuai amanat dari yang mengutus-Nya?
Dari dahulu hingga kini masih banyak yang membenci kebenaran dan kebaikan. Menolak dan berusaha menyingkirkan orang baik dan benar. Seperti yang memusuhi Yeremia dan Sang Guru Kehidupan, mereka mencari-cari alasan untuk membenarkan perilaku buruknya. Bersilat lidah mengatur kata supaya orang baik dan benar jadi terkesan buruk dan salah.
Mereka itu tidak akan pernah seutuhnya menang, karena yang mereka hadapi adalah orang yang diberkati dan dilindungi oleh Tuhan dan yang hidup untuk mewujudkan kebaikan dan kebenaran. Yang melawan mereka tak akan mencapai kemenangan, karena menjadikan dirinya musuh kebaikan.
Jumat, 26 Maret 2021
RP Albertus Herwanta, O. Carm.