MENJADI PEMENANG ATAS KEADAAN
Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC
Seorang teman saya selalu gigih dalam pertandingan kehidupan. Beberapa tahun yang lalu saya sering main tenis lapangan dengannya seminggu sekali. Pada suatu hari permainan kami selesai lebih awal. Saya berkata kepadanya, “Mengapa kita lebih cepat selesai? Apakah engkau ada acara dengan keluargamu ?”. Ia menjawab, “Tidak Romo, saya harus ke rumah sakit. Saya harus menjalani kemoterapi”. “Jangan main-main loh kawan,” kataku. “Saya serius, Romo. Ini adalah pertandingan saya yang kedua setelah permainan tenis kita karena saya harus menghadapi kemoterapi tiga kali dalam seminggu,” ujarnya meyakinkan. Ketegarannya ini sangat mengagumkan. Selama ini saya tidak pernah mengetahui bahwa dia sakit seperti itu. Ia senantiasa tersenyum dan penuh keyakinan akan kemenangan atas penyakitnya.
Ia percaya bahwa Allah mengendalikan hidupnya. Ia tentu tidak menyukai keadaannya sekarang. Ia pasti tidak nyaman dengan penyakitnya. Namun demikian, ia tidak membiarkan penyakitnya itu membuatnya terpuruk. Ia tidak menghabiskan waktunya untuk mengasihani dirinya sendiri. Ia tidak membiarkan penyakitnya itu menguasai hidupnya. Ia menghadapi penyakitnya dan terus menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Beberapa tahun kemudian, Allah menyembuhkannya dari penyakit kanker itu. Saya melihatnya sangat sehat.
Kita mungkin saat ini sedang menghadapi berbagai pertempuran serius menghadapi berbagai problema. Kita hendaknya percaya bahwa Allah jauh lebih besar daripada masalah yang sedang kita hadapi. Allah sanggup membuka jalan ketika tiada jalan.
Tugas kita adalah memutuskan dalam hati dan pikiran kita: “Saya tidak akan putus asa walaupun belum mendapatkan pekerjaan seperti yang saya harapkan ataupun depresi karena usaha kita tidak berjalan seperti yang kita inginkan”.
Kita tetap menjaga ketenangan dan kedamaian hati serta percaya bahwa pada waktunya Allah pasti akan mengubah keadaan kita. Kita hendaknya yakin bahwa segala sesuatu itu mungkin bagi Allah. Karena itu, kita hendaknya terus melangkah maju walaupun banyak rintangan sambil berdoa: “Ya Allah, bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mulah yang terjadi”.
TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja” (Keluaraan 14 : 14).
Salam Tangguh