Memaknai Kemerdekaan

August 17, 2021


Kahlil Gibran menulis, “Life without liberty is like a body without spirit” (Hidup tanpa kemerdekaan bagai badan tanpa roh). Kemerdekaan itu penggerak utama manusia. PBB memasukkannya sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Kemerdekaan membedakan manusia dari makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Kemerdekaan itulah modal dasar bagi pengembangan maksimal manusia. Namun kemerdekaan yang menjadi liberalisme tidak tanpa masalah. Lebih mengerikan akibat buruknya manakala menjelma dalam kapitalisme. Selain memberi kontribusi bagi kemajuan manusia, kapitalisme menyisakan pelbagai kepincangan di mana-mana.
Manusia ditantang untuk mengatasinya.

Keluhuran manusia terletak dalam kemampuannya memaknai dan menghayati kemerdekaan yang bukan hanya hak, tapi kewajiban. Salah satunya adalah kewajiban menghargai kemerdekaan sesamanya. “For to be free is not merely to cast off one’s chains, but to live in a way that respects and enhances the freedom of others,” kata Nelson Mandela. Orang yang sungguh merdeka menghargai kebebasan orang lain.

Firman Tuhan mengajarkan bahwa kemerdekaan yang digunakan untuk kebaikan bersama menghasilkan kesejahteraan. Tetapi kemerdekaan egois mewujud dalam tindakan bengis (bdk Sir 10: 1-8). Karena itu, hanya orang yang sungguh matang, utuh dan berintegritas boleh memerintah (bdk 1 Ptr 2: 13-17). Pemerintahan bukan hanya lembaga kekuasaan, tetapi instrumen pelayanan.

Sang Guru Kehidupan menegaskan bahwa hak manusia atas sesamanya terbatas. Penguasa tertinggi pun masih terbatasi oleh tanggung jawab kepada yang ilahi. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat 22: 21). Tindakan sewenang-wenang penguasa terhadap rakyat mengabaikan tanggung jawabnya terhadap Tuhan. Itu alasan sah perlawanan dari rakyatnya.

Siapa pemerintah yang mesti didukung? Pertama, pemerintah yang menjalankan amanah dari Allah. Melindungi dan melayani manusia tanpa diskriminasi. Kedua, pemerintah yang sah secara konstitusi. Allah menghendaki keselamatan umat manusia. Konstitusi adalah salah satu instrumen untuk mewujudkannya.

Tujuh puluh enam tahun kemerdekaan memberi pelajaran penting dalam memaknai kemerdekaan. Dikaitkan dengan pemerintah, jelas mana yang memenuhi dua kriteria di atas. Kapan bangsa Indonesia sungguh merasakan pemerintah yang menjamin kemerdekaan untuk bisa mengembangkan diri seraya tetap menghargai sesama?

Selasa, 17 Agustus 2021
Peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-76
Dirgahayu Indonesia!
RP Albertus Herwanta, O. Carm.