KETAATAN DAN IHWAL MENDENGARKAN
Oleh RP Albertus Herwanta, O.Carm
Bersikap taat itu tantangan bagi kehidupan bersama. Pelbagai macam pelanggaran mencerminkan tingkat ketaatan yang rupanya berkorelasi kuat dengan mutu kehidupan suatu bangsa.
Semakin taat warga negara, semakin maju dan berkualitas negaranya. Apa rahasia di baliknya?
Ketaatan atau obedience (ab+audire) terkait dengan mendengarkan. Orang yang sulit mendengarkan biasanya suka memberontak dan tidak taat. Sesukanya sendiri. Kesulitan itu berasal dari sudut pandang dan persepsi yang keliru terhadap yang harus ditaati. Orang yang “kekeh” menilai bahwa demokrasi itu sesat akan sulit menaati aturan hidup berdemokrasi.
Mereka yang mudah mendengarkan cepat belajar. “Fast learners” biasanya juga cerdas. Pengetahuan dan wawasannya luas dan mereka memberi kontribusi positif-konstruktif bagi kehidupan bersama. Karenanya, masyarakat dan negaranya maju.
Dalam relasinya dengan Tuhan, manusia juga kerap menunjukkan sikap tidak taat. Zefanya berseru, “Celakalah si pemberontak dan si cemar, kota yang penuh penindasan! Ia tidak mau mendengarkan teguran siapa pun dan tidak memedulikan kecaman. Ia tidak mau percaya kepada Tuhan dan tidak menghadap Allahnya” (Zef 3: 1-2). Sikap tidak mau mendengarkan memperlemah iman.
Sang Guru Kehidupan bersabda kepada imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi yang tidak mau menaati sabda Tuhan, “Sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan pelacur-pelacur akan mendahului kalian masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes Pembaptis datang menunjukkan jalan kebenaran kepada kalian, dan kalian tidak percaya kepadanya. Dan meskipun kalian melihatnya, namun kemudian kalian tidak menyesal, dan kalian tidak juga percaya kepadanya” (Mat 21:31-32).
Sebagaimana halnya sikap tidak taat kepada negara mengandung konsekuensi, demikian pula ketidaktaatan manusia kepada Tuhan. Mereka yang melawan negara akan berhadapan dengan aparatnya. Berapa pun kekuatannya akan kalah, sebab secara hukum salah. Sedangkan mereka yang melawan dan tidak taat kepada Tuhan sulit diselamatkan.
Singkatnya, ketaatan yang positif mendatangkan kebaikan dan keselamatan. Itu berawal dari sikap mendengarkan. Orang hanya dapat mendengarkan secara baik bila melepaskan diri dari sudut pandang dan persepsi yang keliru dan sulit diubah.
Malang, 15 Desember 2020