KEBERSAMAAN HATI.
JUMAT 12-02-2021.Pekan Biasa V Bacaan: Kej. 3:1-8. Mzm32:1-2.5.6.7.
Markus7:31-37.
Injil Markus 7:37, nenulis. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”
Saudaraku
Gong xie fa cai….gong xie fa cai… selamat tahun imlek bagi yg merayakannya. Salam sehat dan bahagia bersama keluarga.
Saudaraku, sebelum terjadi pademik covid 19, setiap perayaan imlek sewaktu mertuaku masih ada, pasti kami datang kerumahnya untuk mengucapkan selamat tahun baru imlek. Ternyata dirumah mertuaku kumpul kakak-kakak dan adik-adiknya untuk saling soja, untuk mengucapkan selamat tahun imlek. Kemudian kami makan bersama, bersandau gurau bersama dan menikmati kebersamaan bersama.Semua ini mau menyatakan bahwa kebersamaan, bisa untuk saling mendengar, meneguhkan diantara satu dengan lainnya. Namun karena covid 19 dan kami harus taat prokes demi keselamatan bersama, ya paling2 kita wa, atau saling nelpon2an untuk mengucapkan Imlek.
Namun, Injil hari ini sungguh indah. Jika kita ingin merenungkannya secara lebih mendalam, kita dapat merefleksikan bahwa sebenarnya jika tidak ada kebersamaan hati, kita semua adalah sakit. Kita juga terkadang sakit Tuli dan gagap. Kita terkadang tuli terhadap Tuhan yang hadir melalui kebersamaan hati dengan orang-orang yang berada disekitar kita. Karena dalam sharing banyak sekali orang-orang yang memerlukan bantuan dari kita, disaat pademik ini. Tapi, terkadang kita menutup telinga dan berpura-pura tuli sehingga kita memiliki alasan untuk tidak mendengarnya. Kita juga terkadang Gagap. Kita gagap dalam hal kebersamaan hati didalam mewartakan kasih Allah kepada sesama. Entah mungkin karena takut, malu, minder atau alasan lain. Karenanya kita jarang membantu orang lain. Kita tidak bisa melihat Tuhan dalam diri orang lain.
Mungkin juga kita kerap menjadi tuli dan gagap yang membuat kita tidak dapat berelasi dengan sesama, kita tidak peduli dengan orang disekitar kita, kita acuh dan tidak mau tau, kita sibuk dengan diri sendiri, kita tidak ‘meng-orangkan’ orang yang disamping kita karena kita begitu sibuk dengan hp-hp/wa, fb kita, kita sibuk berselancar di dunia maya, hingga tidak heran kalau kita menjadi lupa akan banyak hal, kita tidak tau apa yang terjadi di sekeliling kita, dan parahnya lagi kita tuli akan panggilan Tuhan.
Oleh karenanya baiklah kita datang kepada Yesus sendiri agar Dia berkenan menyembuhkan ketulian dan kegagapan kita sehingga setelah kita sembuh kita dapat meneladan Yesus untuk mendekati mereka yang sudah “tuli dan gagap” karena sudah lebih dari setengah hidupnya di dunia ‘maya’ di dunia ‘hp’, di dunia wa, fb dan di dunia browsing. Kita bisa mendekati mereka secara personal dan hangat untuk membuka ketulian dan kegagapan mereka terhadap relasi mereka di dunia nyata. Karena dunia nyata lebih membutuhkan mereka.
DOA: Tuhan Yesus syukur bagiMu karena Engkau senantiasa dekat denganku. Berkenanlah Engkau membuka telinga hati dan budiku serta membuat lidahku mampu mewartakan sabdaMu. Berilah aku kemampuan kebersamaan hati utk dpt menyentuh hati org lain dgn kehangatan kasih utk saling memperhatikan. Kini dan sepanjang masa. Amin.
Met Hari Raya Imlek.