Jangan Lupa Undang Yesus dan Maria
Oleh Pater Kimy Ndelo, CSsR, Provinsial Redemptoris
Seorang anak usia 8 tahun diundang wawancara dalam acara Late Show, sebuah acara televisi terkenal di Amerika. Anak ini diundang karena menyelamatkan dua temannya dalam tambang batubara di luar kota tempat tinggalnya di West Virginia. John Carson, pemandu acara ini, kemudian menyadari bahwa anak ini seorang Kristen. Dia lalu bertanya apakah anak ini ikut Sekolah Minggu, dan dijawab: “iya”.
“Apa yang engkau pelajari dari Sekolah Minggu,” tanya John. “Minggu lalu,” jawab anak itu, “Kami belajar tentang Yesus diundang ke pernikahan di Kana dan mengubah air menjadi anggur”. John lalu bertanya: “Apa yang engkau pelajari dari kisah ini?”. Anak itu berpikir sejenak, mengusap rambutnya, lalu menjawab: “Jika engkau ingin mengadakan pernikahan, jangan lupa mengundang Yesus dan Maria”. Semua penonton terpukau dengan jawabannya yang tak terduga dan spontan bertepuk tangan.
Kisah Injil hari ini tentang pernikahan di Kana (menurut Yohanes). Ini merupakan tanda ajaib atau mukjizat pertama dari tujuh mukjizat Yesus dalam Injil Yohanes. Tidak ada penjelasan mengapa Yesus dan Maria diundang ke pesta ini. Sangat mungkin Maria merupakan keluarga dekat pengantin dan juga terlibat langsung dalam urusan perjamuan ini, bukan sekadar tamu.
Pernikahan biasanya diadakan mulai hari Rabu dan berlangsung selama tujuh hari. Sepanjang tujuh hari ini tamu akan datang dan mengucapkan selamat, memberi hadiah serta menikmati suguhan makanan dan minuman.
Pada momen itulah tuan pesta kehabisan anggur. Ini sebuah kesulitan besar bagi pengantin dan menunjukkan bahwa mereka dari keluarga miskin. Kehabisan anggur akan sangat memalukan dan merusak nama baik tuan pesta dan pengantin.
Sadar akan situasi ini Maria datang kepada Putranya, Yesus. Percakapan mereka nampak aneh. Sapaan Yesus kepada ibu-Nya, “Mau apakah engkau daripadaku, wanita”. Harafiahnya berbunyi: “Ada apa antara engkau dan aku, hai wanita?”. Ini bisa dimengerti sebagai penegasan Yesus bahwa dia dan ibunya adalah tamu. Dan tamu tidak dalam kapasitas untuk menyumbang kekurangan pesta.
Ungkapan lain, “saatku belum tiba” bisa dimengerti dalam konteks jauh, yakni penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga. Inilah saat Yesus sungguh-sungguh menunjukkan siapa diri-Nya dengan segala kemampuan dan kekuasaan-Nya.
Meski ada nada penolakan, Maria tetap yakin bahwa Yesus akan membantu tuan pesta, dan karena itu tetap mengatakan kepada para pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu”.
Kalimat singkat Maria kepada para pelayan mempunyai makna yang dalam dan luas. Dalam Kitab Suci, inilah satu-satunya perintah Maria. Di sini Maria menunjukkan keyakinan sekaligus iman bahwa Putranya mempunyai kuasa yang tak terduga. Selain itu dia juga tahu hati Putranya akan tergerak dan tidak tega membiarkan pengantin yang harusnya bersukacita malah mendapat malu. Peran pengantara Maria di sini menjadi sangat krusial sehingga layak disebut Mediatrix antara manusia dengan Yesus.
Kesulitan dalam hidup perkawinan akan selalu ada, bahkan bisa datang sejak awal perkawinan. Santo Yohanes Maria Vianney selalu mengingatkan agar mengundang Yesus dan Maria agar tinggal dalam rumah kita. Karena itu dalam rumah perlu diciptakan suasana doa, membaca Kitab Suci, saling menghargai, dan saling melayani dalam semangat pengorbanan. Hanya dengan ini kehadiran Yesus dan Maria dapat sungguh dirasakan.
Salam dari “Biara Maria Bunda Selalu Menolong”, Jln Rumah Budaya, Kalembu Nga’a Bongga (KNB), Weetebula, Sumba “tanpa Wa”.