Hidup Bahagia
Oleh Romo John Kota Sando, Pr
Ada begitu banyak orang yang kelihatannya selalu gembira, bersemangat dan penuh gairah kehidupan. Bahagiakah mereka? Bisa ‘ya’ dan bisa juga ‘tidak’! Tetapi terkadang ada orang yang terkesan hidup bahagia, tetapi sesungguhnya dia tidak bahagia. Boleh jadi orang-orang seperti itu memahami kebahagiaan hanya sebatas rasa nyaman dan kesenangan fisik semata. Maxime Lagace, seorang olahragawan hockey terkenal asal Kanada pernah mengatakan: “Kebahagiaan itu bukan sekedar merasakan hal-hal yang menyenangkan, tetapi bagaimana melakukan hal-hal yang bermakna. Karena sesuatu yang bermakna memiliki nilai yang abadi”. Kebahagiaan yang paling bermakna hanya bisa bertumbuh dan dirasakan di hati. Maka benarlah kalau Marcus Aurelius Kaisar Romawi jaman dulu mengatakan: “Kebahagiaan hidup seseorang tergantung pada kualitas hati dan pikirannya”. Betul juga ya, hidup yang bahagia tergantung pada suasana hati dan pikiran yang bahagia.
Salah satu topik permenungan dari bacaan Injil hari ini adalah soal bagaimana kita dapat hidup bahagia. Ketika seorang wanita berkata: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui engkau”, Yesus pun menjawab: “Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya”. Mengacu pada pujian wanita itu pada ibunya, Yesus pun mengajak kita untuk menjadi seperti Bunda Maria yang hidup bahagia karena mendengar, memelihara dan melaksanakan Sabda Tuhan dengan baik dan setia. Di sini juga Yesus mau meyakinkan kita bahwa kekuatan Sabda Allah dapat memampukan kita untuk bertumbuh dan berkembang dengan bahagia. Kita bahagia karena Sabda Allah yang kita terima dan karena Sabda Allah yang kita hidupi dan wartakan. Mendiang Mahatma Gandhi Pemimpin India pernah mengatakan: “Kebahagiaan adalah ketika apa yang anda pikirkan, apa yang anda katakan dan apa yang anda lakukan selaras dengan ajaran agamamu”.
Salve dan Berkat Tuhan.
Jayapura, 09 Oktober 2021.