Hati-Hati Dengan Kata-kata

February 5, 2021

Hati-Hati Dengan Kata-kata.”

JUMAT 05-02-2021. . Pw. Sta Agata. Bacaan:Ibr. 13:1-8; Mzm.27:1.3.5.8b-9abc; Markus 6:14-29.

Injil Markus  6:22, menulis. “Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”,

Dalam kisah ini, kita bisa bertanya sebenarnya siapa yang menjadi actor intelektual pemenggalan kepala Yohanes. Kalau kita lihat dan mrncermati, kata-kata sang ibu putri itulah yang menyebabkan pemenggalan kepala. Dalam seluruh kisah ini, ia hanya mengatakan ‘Kepala Yohanes Pembabtis’. Hanya tiga kata, namun sangat menentukan .

Kata-kata ibu itu menjadikan kita mengetahui dengan jelas cerita ini, atau lebih tepatnya trik pembunuhan Yohanes yang tanpa pengadilan. Kalau sang ibu putri tidak mengatakan apa-apa, pembunuhan Yohanes tidak akan terjadi. Sama sekali tidak ada niatan dari Herodes untuk menghabisi nyawa Yohanes dengan pemenggalan. Istrinya lah, entah istri yang keberapa, yang menyebabkan kematian Yohanes.

Apakah hanya Yohanes yang mati? Tidak. Herodes dalam arti tertentu juga mengalami kematian karena ulah istrinya. Demikian juga putrinya dimatikan oleh keinginan ibunya. Seorang anak yang hanya bisa menari dengan indah, pada akhirnya diajari untuk menjadi pembunuh. Hatinya yang murni diubah menjadi berlumur darah pembunuhan. Kata-kata ibunya tidak banyak, namun membawa budaya kematian. Lebih dari itu, keinginan seorang bahkan sampai memutus aliran kabar keselamatan yang dibawa Yohanes. Dengan kematian Yohanes, suara kenabiannya juga dibungkam.

Pesan bagi kita adalah supaya kita berhati-hati dengan kata-kata kita. Hanya dengan kata-kata, kita bisa saja menjadi pembunuh yang lebih kejam dari pada pembunuh berantai. Dengan lidah kita diajak untuk senantiasa memuji Tuhan. Dengan lidah kita diajak untuk membagikan berkat kepada orang lain. Namun dengan lidah yang sama kita bisa menghacurkan orang lain. Dengan lidah yang sama, kita bisa menjadi jauh lebih kejam dari seorang teroris.

Doa: Ya Allah, semoga kami berani dan mampu menjadikan tubuh kami untuk membawa kehidupan bagi orang lain, bukan untuk membawa kematian. Semoga dengan demikian, kemuliaan nama-Mu semakin diagungkan  dalam kehidupan kami. Amin.
Met Hari Jumat.