“EXIT” TERAMAN
Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm
Mudah sekali menemukan tulisan “exit” karena terpampang di banyak tempat publik seperti sekolah, rumah sakit, kantor, stasiun, dan lain-lain. Mengapa tulisan itu ada di mana-mana? Ada alasan-alasannya.
Pertama, untuk menghindarkan orang dari tersesat. Kedua, untuk membantu orang keluar lewat jalan tercepat. Bila terjadi kebakaran dalam suatu gedung, orang yang berada di dalamnya harus secara mudah dan cepat melihat tanda “exit” itu. Dengan demikian segera keluar dan terselamatkan.
Dalam bahaya dan kesulitan, orang mengharapkan “exit” yang positif. Indonesia berduka, karena 53 awak kapal selam Nanggala 402 tidak menemukan “exit” terbaik untuk menyelamatkan diri. Demikian pula hingga kini “exit” dari pandemi Covid-19 belum teridentifikasi secara jelas. Semua masih diliputi harap-harap cemas.
Kalau untuk mengusahakan “exit” tingkat dunia ini saja kerap sulit, bagaimana dengan “exit” dari kungkungan dosa dan kematian? Adakah manusia memiliki “exit” yang terjamin aman dan membuatnya terselamatkan?
Sang Guru Kehidupan bersabda, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput” (Yoh 10: 9). Konteks sabda-Nya terkait dengan peranan-Nya sebagai gembala yang baik, yakni gembala yang mempertaruhkan nyawa bagi domba-domba-Nya.
Salah satu bagian terpenting dari “exit” adalah pintu. “Exit” sering diartikan sebagai jalan atau pintu keluar. Pintu yang ditawarkan Sang Guru itu lengkap, karena terdiri dari “enter” dan “exit” menuju kehidupan sejati. Pertama, melalui Dia orang bisa masuk ke dalam kehidupan. Kedua, lewat Dia pula orang bisa keluar untuk menemukan tempat aman dan nyaman yang digambarkan sebagai padang rumput.
Setiap saat orang berhadapan dengan situasi hidup yang sulit. Bisa karena alasan sosial, ekonomi, politik, kesehatan dan lain-lain. Ada pula yang dipenjara oleh jeruji mental atau psikologis seperti rasa benci, marah, kecewa yang amat kuat. Serasa tak ada “exit” baginya.
Bagi orang yang sungguh percaya kepada Tuhan, selalu tersedia jalan keluar yang dapat diandalkan. Mereka yakin bahwa setiap masalah memiliki jalan pemecah dan setiap “problem” mempunyai solusi. Bahkan tantangan utama manusia, yakni dosa dan kematian pun bukan kurungan abadi. Sang Guru Kehidupan telah menganugerahkan diri-Nya kepada seluruh umat manusia sebagai “exit” teraman.
Senin, 26 April 2021