DAUD dan ABRAHAM
Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm
Bahasa itu lebih dari kata-kata, kalimat, alinea dan tata bahasa. Bisa lebih rumit ketika harus memperhatikan “tenses” dan “genus” seperti bahasa Latin. Bahasa itu juga terkait dengan budaya dan konteks. Mencoba memahami pesan tanpa menyertakan konteks bisa mengarah pada kesimpulan yang salah.
Pendengar dan “audience” yang menjadi target pesan itu juga amat perlu dipertimbangkan. Mereka menjadi penentu dalam memahami kata dan pesan yang mau disampaikan.
Silsilah tentang Sang Guru Kehidupan dalam Injil Matius 1:1-17 bisa sangat membosankan bagi yang tidak mengerti konteks, latar belakang dan tujuannya. Ayat pertama yang mengatakan bahwa Dia itu anak Daud, anak Abraham (Mat 1:1) menegaskan pesan mendasar untuk seluruh perikop; bahkan bisa jadi seluruh Injil.
Pertama, Dia disebut anak Daud. Dalam tradisi dan sejarah bangsa Israel Daud itu dikenal sebagai raja yang membawa kejayaan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa. Setelah masa itu lewat, mereka mendambakan bahwa zaman itu akan kembali. Sang Guru Kehidupan yang kata dan tindakan-Nya memberikan harapan kepada bangsa Israel dikira orang bakal mewujudkan harapan mereka.
Dia datang sebagai “raja” yang memiliki makna khusus, luas dan mendalam sesuai rencana Tuhan, bukan untuk menuruti keinginan manusia. “Keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya” (Mzm 72: 7). Jadi, Dia bukan raja politis, melainkan raja yang membangun kerajaan abadi.
Kedua, Dia itu anak Abraham. Agama Samawi (Yahudi, Kristen dan Islam) mengakui bahwa Abraham itu tokoh dan teladan iman. Lewat dialah berkat atas seluruh umat manusia diturunkan. Penganugerahan itu terpenuhi dalam pribadi Sang Guru Kehidupan.
Menantikan kedatangan-Nya berarti mengharapkan hadirnya seorang raja yang mewujudkan keadilan dan damai sejahtera bagi umat manusia. Menunggu kelahiran-Nya mengandung makna merindukan turunnya anugerah yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham. Janji itu diberikan pula kepada semua yang percaya kepada Allah; seperti Abraham.
Malang, 17 Desember 2020
RP Albertus Herwanta, O.Carm.