May 24, 2021

Oleh Romo John Kota Sando, Pr Di antara “Peristiwa Menara Babel” dan “Peristiwa Pentakosta” terdapat perbedaan yang sangat jauh dan mendasar soal bahasa. Tentu bahasa yang dimaksud di sini bukanlah bahasa percakapan sehari-hari, tetapi bahasa yang keluar dari jiwa dan hati seseorang. Orang-orang yang membangun Menara Babel menggunakan bahasa yang satu dan sama, tetapi mereka […]

May 10, 2021

Oleh Pater Kimy Ndelo, CSsR, Provinsial CSsR Seorang pria menulis pesan ini kepada kekasihnya: “Kekasih hatiku, jika dunia ini sepanas Gurun Sahara, aku akan merangkak dengan lututku melewati pasir panas untuk menemuimu. Jika dunia ini bagaikan Samudera Atlantik, aku akan berenang melawan ganasnya ikan hiu untuk menjumpaimu. Aku akan berperang melawan naga yang dahsyat agar […]

May 8, 2021

“Kita mesti membiasakan yang benar; bukan membenarkan yang sudah biasa,” demikian kata Gibran dalam suatu kesempatan. Konteks kata-kata walikota Solo itu adalah upaya membenahi layanan publik dari aparat pemerintah yang tidak bersih dari tradisi korupsi. Terobosannya mengundang reaksi pro dan kontra. Yang pro mendukung upaya membangun birokrat yang bersih dan benar. Sementara yang kontra ingin […]

May 5, 2021

Oleh RP Albertus Herwanta, O. Carm. Tiada realita yang paradoksnya melebihi cinta. Unik sekaligus  universal. Setiap pribadi yang unik memiliki cinta yang unik juga. Namun cinta itu bersifat universal; ada pada semua manusia. Cinta itu amat mahal. Sedemikian mahal sehingga tak terbeli. Namun ada yang mengungkapkannya hanya dengan setangkai bunga mawar. Orang dapat memperolehnya bukan […]

May 3, 2021

Oleh RP Albertus Herwanta, O. Carm Apa yang orang ketahui tentang karya Tuhan Allah? Tentu, orang mengetahui bahwa Tuhan Allahlah yang menciptakan langit dan bumi. Biasanya dipahami bahwa karya itu dilakukan selama enam hari. Setelah itu Tuhan Allah beristirahat. Enam hari bagi Tuhan Allah bukan 6×24 jam. Tuhan masih dan terus berkarya. Alam memperlihatkan hal […]

April 29, 2021

Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm Amat sedikit orang yang dengan sukarela mau menjadi hamba. Di samping berkonotasi kurang terhormat, posisi hamba merampas hak seseorang, terutama kebebasannya. Sejarah umat manusia mencatat nilai dan posisi dari hamba. Pada masa perbudakan, banyak orang diperjualbelikan. Manusia tidak berharga, karena dianggap seperti barang atau harta milik yang diperlakukan secara […]