Belajar Dari Sikap Rendah Hati.
SABTU 13-03-2031. Pekan Prapaskah III. Bacaan: Hos. 6:1-6; Mzm.51:3-4.18–21b; Lukas.18:9-14.
Injil Lukas 18:13, menulis.Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri s dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Akan tetapi, si pengumpul pajak berdiri agak jauh, bahkan tidak memandang ke langit.”
Bacaan-bacaan hari ini menyadarkan kita akan eksistensi kita sebagai manusia berdosa dan pentingnya bertobat secara sungguh-sungguh. Bertobat tidak sama dengan sekedar menyesal. Bertobat berarti meninggalkan cara hidup kita yang lama dengan menjalani hidup yang baru, hidup dalam kasih setia dengan Allah. Bacaan Hosea 6:1-6, mengajak kita sungguh-sungguh kembali kepada Allah, bukan dengan berpura-pura atau tobat-tobat sambal seperti bangsa Israel. Hanya dengan pertobatan sejati, Allah akan memberi pengampunan. Mari kita akan berbalik kepada Tuhan,, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul kita dan yang akan membalut kita. Hos 6:1.
Yesuspun mengingatkan kita untuk belajar dari sikap rendah hati pemungut cukai yang merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkanbia tidak berani menengadah kelangit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah kasihanilah aku orang berdosa. Lukas 18:13. Sikap inilah yang dikehendaki oleh Yesus dari kita, bukan sikap orang-orang Farisi yang menganggap diri orang paling layak dan telah berbuat banyak. Tuhan menghendaki kita mempersembahkan segala hidup kita dengan senantiasa setia dan rendah hati mengakui segala kelemahan kita dihadapanNya dan bukan dengan berbangga diri dengan segala jasa dan persembahan kita dalam rupa materi.
Marilah berdoa: Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah mengajariku untuk bersikap rendah hati di hadapanMu. Ampunilah segala dosa dan kesalahanku. Amin.
Met Akhir Pekan.