SABTU
(Hijau)
15 AGUSTUS
Yehezkiel 18:1-10, 13b, 30-32
Mazmur 51:12-15, 18-19
Matius 19:13-15
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” 15 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
PERTOBATAN
“Biarkanlah anak-anak itu, … datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya
Kerajaan Sorga.” —- Matius 19:14
ALLAH MENGHENDAKI agar semua orang hidup dengan menuruti ketetapan-Nya dengan setia. Orang-orang yang melakukannya itu disebut orang benar. Kenyataannya, untuk menjadi orang benar tidaklah selalu mulus. Manusia harus melewati jalan yang berliku.
Pepatah mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Bila orang tuanya memiliki sifat-sifat baik, maka anak-anaknya pun akan mendapatkan teladan untuk menjadi baik. Begitu pula sebaliknya bila orangtuanya berkepribadian buruk.
Tetapi , apakah bisa diartikan bahwa dosa orang tua ditanggung anak-anaknya? Tentu saja tidak! Allah sendiri bersabda dengan perantaraan nabi Yehezkiel bahwa orang yang berbuat dosa, dialah tidan akan hidup (Yeh 18:13). Jadi, baik orang tua maupun anak, masing-masing harus mempertanggung jawabkan hidupnya pribadi kepada Allah.
Daud telah melakukan kesalahan fatal dengan menghampiri Batsyeba, istri seorang perwira yang bernama Uria, hingga mengandung. Celakanya lagi Daud mengirim Uria ke barisan paling depan di medan perang agar tewas. Dua dosa ! Nabi Natan diutus Allah kepada Daud untuk mengingatkan dosanya tersebut, Daud pun mengakui dan menyesal. Dan Allah mengampuni Daud, namun Daud harus menanggung akibat dari perbuatannya itu. Bayi yang dilahirkan Batsyeba meninggal. Daud memohon agar Allah membersihkan hatinya dari dosa dan memperbaharui batinnya tetap teguh berpegang pada Allah. Sesal Daud dalam bentuk Doa Tobat , yakni Mazmur 51.
Yesus sangat mengasihi anak-anak. Dia berharap kita bisa seperti mereka yang memiliki pribadi rendah hati, penuh kasih sayang, jujur, tidak munafik , tidak mendendam, mudah mau memaafkan. Orang seperti itulah yang dikatakan Yesus yang memiliki Kerajaan Sorga.
Maka bila ada beban dosa dalam diri kita, mari datang kepada Tuhan. Kita rendahkan diri kita dan kita akui dosa kita. Mari kita menerima rahmat ampun Tuhan melalui Sakramen Tobat. Mari kita hidup dengan sifat anak-anak agar pantas menjadi pemilik Kerajaan Sorga. (LP)
DOA : Tuhan Yesus, ubahlah diriku sesuai dengan pertobatan yang kunyatakan di hadapan-Mu.
JANJI : “Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” —- Yehezkiel 18:4
PUJIAN: Saulus atau Paulus penganiaya para pengikut Yesus Kristus akhirnya bertobat, setelah mendapat penampakkan Yesus. Ia mewartakan Yesus dengan berani ke berbagai kota, sampai pusat Kerajaan Roma