SABTU
(Merah)
25 April
S. Markus, Pen.Injil
1 Petrus 1: 5b-14
Mazmur 89: 2-3, 6-7,16-17
Markus 16: 15-20
(15) Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. (17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (19) Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (20) Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
SIAP MENJADI MISIONARIS ?
“Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil kepada semua mahkluk” — Markus 16: 15
SAAT PESAN agung itu disampaikan oleh Yesus kepada para murid-Nya, Yesus dalam keadaan telah bangkit mulia dari maut, Ia menang telak atas maut dan dosa. Dan pesan Yesus itulah yang dilakukan oleh para murid-Nya. Mereka pergi menjelajah daerah-daerah mewartakan Kabar Gembira.
Tak semua murid Yesus pergi jauh mewartakan Injil, tidak semua menulis surat kepada jemaat. Ada dari para murid yang hidup biasa-biasa seperti kita. Di antara mereka ada hal yang sama, yakni mereka semua mengikuti bimbingan Roh Kudus. Mungkin petualangan misioner tidak kita lakukan dan alami. Hal ini bisa ada – bisa tidak. Yang penting ialah bahwa kita menunjukkan diri kita setia akan peran dalam perutusan kita sebagaimana Allah telah menempatkan kita. Dan di situ kita akan menemukan banyak kejutan dan hal-hal yang menggembirakan.
Secara kecil-kecilan kita dapat melakukan pewartaan Injil, pada pendengar yang sedikit, setiap hari. Apapun kebaikan yang kita lakukan, dapat mengandung sentuhan Yesus. Kata-kata kita yang membesarkan hati sesama, entah lewat lisan, tilpun atau wa, bisa membawa embusan Roh Kudus. Setiap keputusan untuk mengampuni , meski terhadap hal-hal kecil yang hanya sedikit menyinggung perasaan kita, itu telah melepas aroma belas kasih kepada sekeliling kita.
Meski itu semua hanyalah hal-hal kecil, tetapi sama sekali tidak boleh kita sepelekan. Karena di situlah kita bisa memberikan kesaksian akan Yesus.
Hari ini kita rayakan Santo Markus penulis Injil pertama. Nama lain ialah Yohanes Markus. Dalam catatan Kisah para Rasul tulisan Lukas, ia dikenal membelot dalam perjalanan pewartaan pertama, meninggalkan Saulus dan Barnabas, dan pulang ke rumah (Kisah 15: 36-38). Kalau dalam kepahlawanan jagad penginjilan, boleh kita katakan Markus itu gagal. Tetapi itu bukanlah akhir dari perjuangan hidupnya sebagai murid Kristus. Dikisahkan Markus lalu ke Roma dan menjadi murid Santo Petrus. Dia mendengarkan, merekam dalam hati dan ingatan apa yang dikisahkan Petrus tentang Yesus. Maka Markus-lah orang pertama yang menulis Injil. Itulah dokumen pertama tentang kisah Yesus, dan menjadi sumber pegangan bagi Matius, Lukas untuk menulis Injil mereka.
Seandainya ia tetap melakukan perjalanan keliling menemani Paulus dan Barnabas, mungkin tidak akan ada dampak apa-apa dalam sejarah Gereja. Tetapi dengan duduk manis menulis Injil, Markus berkontribusi besar yang berdampak luar biasa, pada Gereja dan dunia sampai saat ini.
Dan kita ? Jangan cepat-cepat men-diskualifikasidiri kita sendiri. Markus telah lakukan dan buktikan. Berbaliklah ke keputusan awal yakni menjadi murid-murid-Nya yang siap diutus, dan setia dalam perutusan. Anda ada dan berperan, dunia akan menjadi beda !
DOA : Ya Yesus, berkatilah segala yang aku lakukan dalamNama-Mu, meski itu hal-hal kecil-kecil.
JANJI : “Salam kepada kamu sekaian yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku. …Damai sejahtera menyertaikamu sekalian yangberada dalam Kristus. Amin” — 1 Petrus 5: 13-14
PUJIAN: Dikisahkan, Santo Markus meninggal di Alexandria. Dan di tahun 829, kerangka jasadnya dibawa ke Venesia. Di situ didirikan Katedral megah Santo Markus dan dimakamkan kembali di situ.