SENIN
(Ungu)
09 Maret
S. Fransiska dari Roma, Biarawati
Daniel 9:4b-10
Mazmur 79:8.9.11.13
Markus 6:36-38
(36) Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.” (37) Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” (38) Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”
BERMURAH HATI UNTUK MENGAMPUNI
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti BapaMU adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” —- Lukas 6:36-37
HARI INI firman Tuhan mengajak kita untuk bermurah hati, sama seperti Bapa adalah murah hati. Murah hati bukan hanya berbicara soal memberi sesuatu, barang, pertolongan atau perhatian, tetapi juga murah hati untuk mengampuni, melepaskan pengampunan kepada orang yang menyakiti kita. Pada saat mengalami pertobatan kita berdoa kepada Tuhan untuk mengampuni dosa kita. Tetapi pertanyaannya apakah kita juga mau dan bersedia mengampuni sesama yang bersalah kepada kita ? Tuhan bukan saja menghendaki pengampunan secara vertikal (ke atas, yakni dengan Tuhan) tetapi juga secara horizontal (ke kiri-kanan, dengan sesama). Firman Tuhan hari ini sangat jelas mengatakan “ampunilah dan kamu akan diampuni”. Namun kenyataannya kita begitu pelit untuk memberi dan melepaskan pengampunan kepada orang yang menyakiti kita .
Dalam dunia medis, saat kita bermurah hati melepaskan pengampunan, tidak menyimpan dendam dan amarah, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yaitu hormon yang membuat seseorang merasa senang , dan ini membuat kekebalan tubuh. Hormon ini bertindak seperti morfin, bahkan dikatakan 200 kali lebih besar dayanya dari morfin. Sehingga benar firman Tuhan berkata,“Hati yang gembira adalah obat yang mujarab” (Ams 17:22). Tetapi sebaliknya jika kita pelit memberi pengampunan, artinya kita simpan dendam dan amarah berkepanjangan, maka tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yaitu hormon penyebab segala macam penyakit. Bahkan hormone kortisol ini jika bertahan empat bulan saja dalam tubuh kita, akan berubah menjadi hormon yang lebih jahat yaitu pemicu kanker . Dan bukan itu saja, hormon kortisol ini juga akan menarik kalsium ke luar dari tulang, sehingga bisa dibayangkan orang yang menyimpan dendam dan amarah sampai bertahun-tahun, maka penyakit berbahaya pasti akan menggerogotinya. Benarlah firman Tuhan yang mengatakan,“Semangat yang patah keringkan tulang”.
Sekarang pilihan ada di tangan kita. Jika ingin hidup bahagia dan sehat, bermurah-hatilah untuk memberi pengampunan ! Tetapi jika kita pelit memberi pengampunan, lebih memilih menyimpan dendam dan amarah, maka sakit penyakit akan menggerogoti tubuh dan hati kita akan jauh dari bahagia!
Inginkah kita hidup bahagia atau sakit-sakit-an ? (NL)
DOA : Ya Tuhan, anugerahkanlah kepada kami kemurahan hati untuk mengampuni sesama kami. Amin.
JANJI: “Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami demi kemuliaan nama -Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami.” — Mazmur 79:9
PUJIAN: Nabi Daniel hidup dengan taat dan saleh. Ia berdoa dan tak jemu-jemu memohon belas kasih Tuhan untuk mengampuni bangsa Israel atas segala dosa yang telah dilakukan.