SELASA
(Ungu)
03 Maret
Yesaya 55:10-11
Mazmur 34:4-5.6-7.16-17.18-19
Matius 6:7-15
(7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. (8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. (9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, (10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (11) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; (13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) (14) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. (15) Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
CARA BERDOA YANG BENAR
“Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele, seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.” —- Matius 6:7a
DOA ADALAH Nafas Hidup dan merupakan kebutuhan pokok manusia. Doa yang ‘pas’ mengalir dari pengalaman hidup nyata sekaligus mengungkapkan penghayatan hidup kita sebagai orang beriman. Doa yang mengalir dari pengalaman hidup kita justru tidak membutuhkan kata-kata yang bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Tetapi justru karena doa-doa tersebut terlalu terperinci dan sampai yang kecil-kecil , seluruh kegiatan berdoa itu lalu menjadi suatu formalitas saja. Doa-doa tersebut akan begitu saja keluar dari mulut namun hampa tak bermakna.
Oleh karena itu, ketika para murid Yesus meminta Dia untuk mengajar mereka bagaimana harus berdoa, Yesus tidak mengajar mereka teknik atau formula doa, melainkan sikap berdoa. Ia mengajarkan mereka kerendahan hati sebagai anak-anak Allah, yang menyerahkan diri mereka seutuhnya ke dalam tangan Bapa dan menjadikan keinginan Allah atas dunia sebagai keinginan mereka sendiri, yaitu datangnya Kerajaan Allah di dunia.
Dalam mengucapkan Doa Bapa Kami, apakah aku sadar bahwa aku ditugaskan untuk mewujudkan keinginan Allah guna membangun Kerajaan-Nya di atas dunia? Dan adakah pengaruhnya dalam penghayatan hidupku sehari-hari? (PI)
DOA : Allah Bapa di dalam sorga, tiada kata-kata yang lebih indah dan pantas kuhaturkan kepada-Mu, selain hidupku sendiri. Melalui doa yang kupanjatkan kepada-Mu, aku akan selalu memperbaiki diri, agar hidup doaku semakin baik dan berarti. Amin.
JANJI: “Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN
mendengar, dan melepaskan mereka dari kesesakannya.”
— Mazmur 34:18
PUJIAN : Seorang ibu yang marah besar pada suaminya dan sudah bertahun-tahun tidak mau bicara dengannya bahkan dia mengatakan sampai mati tidak akan mengampuni suaminya. Seiring berjalannya waktu, dengan doa Bapa Kami dan melalui penghayatan dari doa tersebut tentang hal mengampuni, maka terjadi perubahan sikap dari ibu tersebut.