1 Januari, 2020
• HR SP Maria Bunda Allah
• Hari Perdamaian Dunia
RABU (Putih (P) )
Bilangan 6: 22-27
Mazmur 67: 2-3,5-6,8
Galatia 4:4-7
Lukas 2: 16-21
(16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. (17) Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (18) Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. (19) Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (20) Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. (21) Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
“Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damaisejahtera”– Bilangan 6: 26
MARIA MELAHIRKAN Yesus, sang “Raja Damai” (Yes 9:5). Dalam Doa Litani Bunda Maria, Maria mendapat gelar Ratu, sampai 14 kali. Dan yang terakhir Maria, sebagai “Ratu Pencinta Damai.” Dalam surat Paulus kepada jemaat di Galatia, dikatakan “Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan …” (Gal 4:4; Mi 5:4). Dan Anak itu datang untuk “mengadakan damai sejahtera” (Ef 2:15), serta untuk “memberitakan damai sejahtera” (Ef 2:17) kepada semua orang. Yesus telah “memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya .. oleh darah salib Kristus” (Kol 1:20).
Tetapi kalau kita melihat kembali hidup Ibu Maria, sang Ratu Damai, sejak melahirkan,dia terpaksa benar-benar hidup dalam suasana tidan-aman dan dirundung kesusahan. Sebagai seorang ibumuda, belasan tahun, ia harus mengungsi ke Mesirsebagaipengungsi, di tengah malam, guna menyelamatkan sang Bayi, Putranya, dari kekejaman pemerintahan waktu itu, yang menyuruh tentaranya untuk mencari dan membunuh-Nya (Mat 2: 13 dst). Juga sewaktu dia harus membesarkan sang Putra itu, yang membawa kita ke jalan keselamatan, Maria sendiri rasanya seperti tertusuk hatinya beberapa kali oleh pedang kesedihan (Luk 2:35). Dan akhirnya, Maria sendiri harus merasakan hatinya hancur sewaktu berdiri di bawah kaki salib, menyaksikan Putra-Nya dalam sakratul maut yang mengerikan dan direndahkan serta dipermalukan orang (Yoh 19:25 dst).
Bersama Bunda Maria, sang pembawa Damai (Mat 5:9), mari kita memulai hari pertama dalam Tahun yang baru ini, dengan berdoa memohon damai. Dalam Hari Doa Sedunia memohon damai ini, mari kita bersama Bunda Maria,sang Ratu Pencinta Damai, memohon kepada Yesus Puteranya, Sang Raja Damai , damai sejahtera bagi seluruh dunia.
DOA:Bapa berkatilah aku agar dapat selalu menyatukan diri Roh Kudus yang menjadi sumber dan damai yang mempersatukan.
JANJI :“Kamu bukan lagi hamba, melainkan anak!” – Galatia 4:7
PUJIAN :Tentang Bunda Maria, dalam Katekismus Gereja Katolik, dikatakan, “Kami Bunda Allah tersuci, Hawa yang baru, Bunda Gereja, melanjutkan di dalam surga ,keibuannya terhadap anggota-anggota Kristus”(KGK 975). Pujian kepada-Mu Tuhan, karena berkenan mengutus Maria menjadi Bunda kami.