BERHARAP DAN BERHARAP !
29 Oktober 2019
SELASA (H)
Roma 8: 18-25
Mzm 126: 1 – 6
Lukas 13: 18-21
(18) Maka kata Yesus: “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? (19) Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.” (20) Dan Ia berkata lagi: “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? (21) Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”
“Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun!” — Roma 8: 25
LAMA MENANTI bisa membuat tambah kuat berharap atau sebaliknya, yakni patah semangat dalam berharap ! Bisa saja kita lalu bereaksi dengan sakit hati atau putus asa. “Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan” (Ams13:12). Upama saja, ada orang yang sakit dan menderita selama tigapuluh delapan tahun (Yoh 5: 5 dst). Meski setiap hari dia telahtetap siap untuk disembuhkan , dekat kolam air yangmemiliki daya menyembuhkan, dia sama sekali tak berharap untuk dapat sembuh, karena orang lain tentu mendahuluinya.
Tetapi sewaktu Yesus datang kepada-nya, ia justru mengemukakan alasan-alasannya tidak bisa tercebur ke air yang menyembuhkan,bukannya mengharapkan kesembuhannya (Yoh 5:7). Artinya ia hidup dalam putaran harapan , tetapi ia sendiri tidak mengharapkannya sembuh (Ef 2: 12).
Cara lain ialah kita biasa terus menerus dengan susah payah berharapagar semakin bertamah dalam harapan dan agar menjadi lebihbaik bukannya buruk. “Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkanharapan” (Rm 5: 3-4). Maka bukannya kita lalu mudah menyerah tak berharap, melainkan lamanya waktu penuh kesusahan tanpa ada perubahan,membuat harapan itu penuh dengan kesabaran dan ketekunan (Rm 8: 24-25). Kita ingat akan Simeon ( Luk 2: 25 dst), Hanna(Luk 2: 36 dst), keduanya memanfaatkan lama waktu menunggu itu untuk menjadi lebih baik bukannya sebaliknya. Mereka tidak berputar-putar dalam harapan, mereka mempersembahkan hati mereka kepada Allah dan menjadi penuh harapan.
Apa yang telah lama anda harapan ? Untuk apa anda terus menerus berdoa ? Apakah anda akan masuk ke dalam pusaran ujud dan intensi tanpa adanya harapan nyata bahwaTuhanakan menjawab doa-doa anda ? Hal ini boleh digambarkan sebagai tumbuhnya biji‘sesawi’ yang kecil, dalam Kerajaan Allah itu ada hal-hal yang sering membutuhkan waktu lama.
Mari kita memohon kepada Tuhan untuk bertambahnya harapan. Bersama Simeon dan Hanna, mari kita mengucap: “Pengharapan tidaklah mengecewakan, karena kasih Allahtelah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang tekah dikaruniakan kepada kita” (Rm 5:5)
Doa : Ya Yesus, Engkaulah “Harapan Kemuliaan” (Kol 1:27), besarkanlah hati kami kalau kami putus
asa (Sir 17:19) Ya Yesus perkenankan kami ‘bersukacita dalam harapan” (Rm12:12).
Janji : “Kita diselamatkan dalam pengharapan” — Roma 8: 24
Pujian: Sewaktu mengalami krisis dalam hidup berkeluarga, Johnny dan Dewi diminta oleh konselor dari
SKK agar mereka mengesampingkan keinginan-keininan pribadi mereka masing-masing dan
mempersembahannya kepada Tuhan.
Semangat hidup perkawinan yang sudah mendekati titik nadir dipulihkan kembali.