22 Agustus, 2019 SP Maria RATU
KAMIS (P)
Hakim 11: 29-39a
Mazmur 40: 5, 7-10
Matius 22: 1-11 atau Lukas 1: 26-38
(1) Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: (2) Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. (3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, (6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. (7) Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. (8) Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. (9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. (10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. (11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
IBU SANG RAJA
Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya Tahta Daud” — Lukas 1: 32
TIADA ORANG KUDUS, yang diperingati dan dirayakan tiap bulan dalam Penanggalan Liturgi Gereja, selain Bunda Maria, Bunda Yesus Kristus, Penyelamat kita. Selain bulan April, praktis tiap bulan ada pestanya dari Januari sampai dengan Desember. Di awal tahun, Tahun Baru, 1 Januari,Gereja menandainya sebagai PestaMaria Bunda Allah, Ibu dari Tuhan kita Yesus Kristus, sampai dengan 8 Desember, Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal.Dan di tengahnya, ada pesta tanggal 22 Agustus ini, Maria mendapat julukan Ratu, setelah tanggal 15 Agustus dinyatakan Maria diangkat ke sorga. Yesus yang pernah dikandungnya adalah “Raja Semesta Alam”- yang selalu kita rayakan pada Minggu Akhir Masa Biasa atau Minggu XXXIV.
Lengkapnya Nama dan Gelar: Santa Perawan Maria Ratu atau disingkat SPMR. Dan dalam Litanikepada Bunda Maria, juga Maria disebut sebagai Ratu. Ada 12 gelar Ratu, dari Ratu para malaekat sampai dengan Ratu Damai. Gelar Ratu berawal dengan penyerahan Yesus jelang wafat-Nya di salib. Yesus menyerahkan Bunda-Nya kepada Rasul Yohanes dan Maria diserahi menjadi Ibu dari rasul Yohanes, dan menjadi Ibu kita semuaparamurid Yesus.Dandalam Kisah Para Rasul, Bunda Maria hadir bersama para murid dalam Novena Roh Kudus, yang pertama (Kisah 1: 14). Dari situlah Maria mendapat gelar Ratu Para Rasul.
Kita dapat bertanya kepada diri kita sendiri, sejauh mana kita sebagai umat Katolik, memiliki hubungan pribadi dengan Maria, Ibu Yesus ini ? Bagaimana waktu kita berdoa ‘Salam Maria’, apakah hanya meluncur dari bibir saja atau dari lubuk hati ? Apakah kita setia berdoa “Malaekat Tuhan” atau “Ratu Surga” tiga kali sehari, sebagai sarana mengingat peristiwa keselamatan ?
Dalam ‘Trilogi Doa’, Santu Ignatius dari Loyola mengajar kita, agar selesai ber-Meditasi, kita menutupnya dengan berdoa kepada Maria, Yesus dan Allah Bapa. Doa permohonan kita, kita sampaikan kepada Bunda Maria, agar sang Ratu berkenan menyampaikan permohonan kita itu kepada Yesus, dan nanti memohon Yesus mengantar doa permohonan kita kepada Allah Bapa.
Doa : Ya Bapa, berkenanlah membuat hatiku selalu menyatakan kesanggupanku dalam menerima kehendak-Mu sebagaimana Bunda Maria, dengan ‘Fiat’-nya.
Janji : “Sesunggunya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut
perkataanmu itu” — Lukas 1:39
Pujian : Salah satu Paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ada yang
berpelindung kepada Maria Ratu, yang pesta tanggal 22 Agustus
ini.