22 Mei, 2019 St. Rita dari Cascia
RABU (P)
Kisah Para Rasul 15:1-6
Mazmur 122:1-5
Yohanes 15:1-8
(1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. (3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. (4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. (7) Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (8) Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
UNTAIAN BUAH-BUAH
“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak…” —Yohanes 15:8
YESUS AKRABakandunia pertanian. Dalam ajaran-ajaran-Nya, Yesus menggunakan perumpamaan seperti Kebun Anggur, Pohon Ara dsb. Dan kita-kita diupamakan ‘cabang-cabang’ milik Allah, dan kita , sebagai cabang, seharusnya berbuah lebat untuk-Nya. Maka buah yang ada bukanlah milik kita melainkan milik-Nya. Upamanya, bila kita mempunyai anak lima. Mereka semua sudah dewasa, mencari nafkah sendiri-sendiri. Kita tak berkeberatan mereka ‘berdikari’. Memang kita merasa tanggung jawab selama dua-puluh atau tiga puluh tahun atas anak-anak itu. Mereka menjadi dewasa dan ‘matang’ dibawah tanggungkawab kasih pemeliharaan kita sebagaiorangtuanya. Tetapi, mau-tak mau, akhirnya mereka adalah milik Allah. Mereka itu merupakan ‘buah-buah’ milik Allah.
Dan kita sebagai ‘cabang’, terus menerus mengulang proses berlingkar ini. Dan kita – tetap menyatu dengan Yesus- sang pokok- anggur (Yoh 15: 1). Seperti dahan anggur, kita mengeluarkan buah-buah, dibersihlan dengan dipotong di sana-sini, dan ini bisa menyakitkan. Dan buah-buah yangkita hasilkan kita kembalikan kepada Allah Bapa. Dan ini kita ulang dan ulang agar kita dapat berbuahlebih banyak lagi bagi Bapa, sang Pengusaha Kebun Anggur, selama kita ini hidup (Yoh 15:8).
Cabang atau dahan pohon anggur itu berujung dua. Satu yang menyatu dengan pokok anggur, ujung yang satu lagi terbuka dan lekat pada buah-buahnya. Ujung yang satu yang menghubungkan dengan ‘Pokok Anggur’ itu halus tetapi kokoh kuat dan tak pernah dapat putus. Sedang ujung satunya yang tersambung dengan buah, kuat-kuat menahan buah-buah sampai buah menjadi ranum . Kemudan cabang akan melepas buah itu, sehingga tak ada penyakit yang dapat memasuki cabang atau ranting itu dan buahnya .
Semoga kita-kita sebagai orang tua melepas dan menyerahkan ‘buah-buah’ itu kepada Tuhan, sebab ‘buah-buah’ itu milik Tuhan. Dahan atau ranting itu tidak hidup untuk dirinya. Ranting itu ada bagi Pokok dahan dan bagi menghasilkan buah.
Mari kita mengarahkan hidup kita ini pada Yesus saja. Dan Fokus kita ialah meluhurkan Dia dengan menghasilkan buah yang lebat.
Doa : Ya Bapa, semgoa aku mengasihi buah-buah yangEngkau kehendaki aku hasilkan tetapi aku lebih mencintai-Mu. Au serahkan buah-buah yang aku hasilkan kepada-Mu. Dan aku bisa menghasilkannya itu karena berkat-Mu. Pakailah diriku sebagaimana Engkau kehendak-Mu.
Janji : “(Paulus dan Barnabas) menceritakan pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ”— Kisah Para Rasul 15: 3
Pujian : Santa Rita (1381-1457), kehilangan suami dan dua anaknya. Ia
lalu mengabdikan diri seutuhnya kepada Kristus, sag Mempelai,
dengan masuk biara.