14 Mei 2019
SELASA (Putih)
Kisah Para Rasul 1:15-17.20-26
Mazmur 113:1-2.3-4.5-6.7-8
Yohanes 15:9-17
(9) Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. (10) Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. (11) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. (12) Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. (13) Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (14) Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. (15) Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (16) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (17) Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
PILIHAN UNTUK SALING MENGASIHI
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa
yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu.” —- Yohanes 15:16
PEMILU 2019 baru saja berlalu. Kita tentu masih ingat bagaimana kedua capres dan cawapres serta para caleg berusaha merebut hati rakyat dengan berbagai cara selama masa kampanye. Bahkan setelah pemilu, ketika hasil sementara perhitungan cepat ditampilkan di media-media timbullah pro dan kontra atas hasilnya. Bahkan salah satu pihak pun bereaksi mengungkapkan ketidak puasannya, karena merasa dicurangi oleh lawan politiknya.
Yesus berkata ”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Yesus tidak meminta dari murid murid-Nya melebihi apa yang Ia berikan. Ia menghendaki kita saling mengasihi karena Ia sendiri lebih dulu telah mengasihi kita. Dengan demikian kasih Yesus bukan tanpa tujuan, tetapi Ia mengasihi kita agar dengan pengalaman kasih-Nya itu kita pun mampu saling mengasihi.
Perintah itupun telah Ia praktekkan lebih dahulu dengan rela mati di kayu salib karena kita dan demi kita. Bagi-Nya pengorbanan nyawa menjadi ukuran tertinggi dari kasih itu, sebab “tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat sahabatnya.” Dengan demikian kalau kita melaksanakan perintah-Nya, Yesus memperhitungkan kita sebagai sahabat-Nya, atau orang orang yang memiliki hubungan paling dekat dan akrab dengan-Nya, atau orang orang yang menjadi partner dalam pergaulan dan karya-Nya.
Memang Yesus telah datang untuk memanggil dan memilih kita menjadi sahabat-sahabat-Nya. Oleh karena itu, Ia mau memberi tahukan kepada kita segala sesuatu yang telah didengar dari Bapa-Nya. Karena itu pula , kita bukan hamba sebab seorang hamba hanya melakukan apa yang diperintahkan tuannya dan tidak pernah menjadi partner kerja yang sederajat dengannya atau sahabat-Nya. (STEV)
Doa: Bapa, terimakasih karena Engkau mengutus Roh Kudus bagi kami dan membuat kami percaya bahwa Engkau senantiasa hadir di hidup kami sehingga kami mampu menjalani setiap peristiwa dalam hidup kami dengan sukacita.
Janji: “Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi,
yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?” —- Mazmur 113:5-6
Pujian: Iman para Rasul yang pantang menyerah serta semangat yang berkobar-kobar untuk menjadi saksi Kristus, membuat kita berani untuk diutus menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat.