31 Januari 2019 S. Yohanes Bosko
KAMIS (Putih)
Ibrani 10: 19-25
Mazmur 24: 1-6
Markus 4: 21-25
‘DEMIKIANLAH SABDA TUHAN!”
“Barang siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaknya ia mendengar!” — Markus 4: 23
MOHON PERHATIAN! Mohon perhatian! Sering kita dengar pengumuman seperti itu di tempat umum, di tengah hiruk pikuk orang-orang. Dan dalam Injil, setelah ucapan kalimat itu, Yesus bersabda kepada para murid-Nya: “Camkanlah apa yang kamu dengar!” (Mrk 4:24). Ini artinya kerap kali kita kehilangan ‘fokus’. Pikiran kita bisa melantur atau melamun, entah ke mana. Itulah sebabnya dalam pidato atau homili, sering kita dengar sapaan “Saudara-saudara”!
Kedua belas rasulpun perlu sesekali diingatkan agar memperhati- kan kembali apa yang terjadi dan apa dikatakan Yesus. Sabda Yesus “Camkanlah!”, berarti sama, yakni minta perhatian. Tentu seperti kita, para murid-Nya pun gagal menangkap apa kata Yesus, gagal paham dan apa maksud Yesus dengan berkata ini atau itu.
Bisa saja orang salah tafsir , atau mau menafsir semaunya;
Orang mendengar hanya apa yang ia ingin dengar;
Bisa pikiran dan hati mereka terganggu, karena rasa takut dan was-was, adanya godaan-godaan guna menangkap dan memahami sabda-sabda Yesus yang serba baru, menantang dan merubah hidup mereka !
Kalau kita bisa memahami bagaimana pergumulan para murid untuk menangkap apa yang diajarkan Yesus, ini bisa membantu kita sendiri memeriksa diri , bagaimana kita sendiri sewaktu mendengarkan sabda-sabda-Nya. Dalam hal ini kita tidak perlu merasa gagal bila kita agak kurang jelas mendengarkan-Nya, setiap menit dan setiap hari. Suara Yesus tetap keras seperti dulu, mungkin kecepatannya berbeda karena adanya banyak suara di sekeliling kita.
Karena itu kita perlu menjadi seorang ‘penerima atau pendengar khusus’ agar mampu menangkap dan memahaminya dan jangan sampai gagal-paham. Kadang kita bisa mendengar dengan jelas dan mudah memahaminya. Memang Allah selalu mempunyai sesuatu untuk disampaikan kepada kita. Jalan yang tepat untuk mendengar dan memahami hal-hal rohani yang disabdakan-Nya ialah lewat ‘Doa’. Doa adalah kita mendengarkan kata-kata Tuhan. Ini suatu hubungan pribadi, kita dengan Dia !Kita duduk bersama dengan Tuhan secara intim. Inilah sebabnya kita sering diingatkan agar mengatur waktu dan adakan waktu untuk berbincang dengan Tuhan.
Boleh saja, kita merasa hambar dalam doa, hati tidak tersentuh. Dalam hal ini kita tetap terus berdoa, apapun rasa perasaan kita. Bisa saja lalu kita akan menemukan apa yang menghalang-halangi kita dalam mendengarkan sabda Allah. Mungkin ada suatu dosa yang belum kita sesali, rasa takut dan was-was, adanya luka batin dari relasi kita dengan sesama teman, atau bisa saja hati dan pikiran kita hanya berpusat pada hal-hal duniawi ! Tetapi bila kita tetap setia, Tuhan Allah akan membantu kita, membersihkan halangan-halanan yang menghambat itu.
Jangan sampai kita putus asa, bila kita mengalami kesukaran dalam mendengarkan sabda Tuhan. Ingat, setiap orang mempunyai ‘telinga untuk mendengar’ (Mrk 4:23). Mari kita memberi waktu kepada Tuhan. Mari kita menyediakan waktu untuk mendengarkan. Tentu kita akan cepat menemukan gelombang suara Tuhan dan dapat menangkapnya.
Doa : Tuhan, tolonglah diriku untuk dapat lebih dekat pada-Mu agar
dapat mendengarkan suara-Mu dan memahaminya !
Janji : “Janganlah kita menajuhkan diri kitadari pertemuan-pertemuan ibadah,… marilah kita saling menasehati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” — Ibrani 10: 25
Pujian: Hari ini kita peringati Santo Yohanes Don Bosko. Ia mendapat julukan ‘Bapa Kaum Muda’, mengumpulkan banyak anak-anak gelandangan dan terlantar. Salah seorang anak asuhannya ialah Dominikus Savio, yang meninggal di usia 15 tahun, dan dinyatakan kudus oleh Gereja, yang diperingati tiap 6 Mei.