21 Januari, 2019 S. Agnes
SENIN (Merah)
Ibrani 5: 1-10
Mazmur 110:1-4
Markus 2: 18-22
SANG MEMPELAI DAN ANGGUR BARU
“Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yangbaru pula” — Markus 2: 22
PUASA – PESTA NIKAH. Secarik kain yang belum kusut – kain tua, anggur–kantong. Sangatlah kreatif Yesus dalam mengajar. Ajaran-Nya dibungkus dalam pelbagai kemasan yang menarik dan mudah ditangkap dan diterima orang. Bersama Yesus, sebagai Mempelai yang lama dinanti, suatu pengalaman yang luar biasa membahagiakan bagi para murid-Nya. Pengalaman sukacita dan kebahagiaan itu tidak dapat dibatasi oleh peraturan apapun dan tak terbandingkan dengan harapan apapun.
Kita semua oleh Allah telah dicipta dengan kemampuan dan kapasitas yang luar biasa – dicipta untuk menerima kasih – khususnya Kasih Allah. Tetapi karena dosa, kemampuan dan kapasitas menerima Kasih Allah itu sangatlah terhambat. Kita tergoda mencoba mengisi kebutuhan dasar akan kasih sayang ilahi itu dengan mencari kesenangan puas-diri, pekerjaan-pekerjaan yang kita anggap baik ataupun juga memuaskan diri dengan harta dan kekayaan materi. Tetapi kita sadari, bahwa dalam hati, kita merasa usaha itu semua sama sekali tidaklah bisa mengisi kekosongan diri kita yang terdalam.
Dalam ‘perumpaan anggur yang baru dan kantong anggur yang baru’, Yesus megatakan kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya, kira-kira sebagai berikut: “Akulah anggur baru – dan kalian semua haus akan anggur baru ini. Allah Bapa mencipta kamu dengan rasa haus akan Daku. Rayakanlah ‘kehadiran-Ku’ di tengah-tengahmu, sebab Akulah Mempelai Lelaki yang telah lama dinanti. Santaplah Aku. Minumlah Aku. Terimalah Kasih-Ku untukmu. Bila Aku nanti telah pergi, Aku akan mengirim kepada-mu Roh Kudus yang akan selalu memperluas kemampuanmu untuk menerima Diri-Ku. Roh Kudus akan memampukan kamu agar kamu mampu menampung hidup-Ku. Kamu akan menjadi benar-benar kantong anggur yang baru yang terpenuhi oleh kehadiran-Ku, Anggur yang baru”
Yesus, sang Mempelai telah datang dan hadir. Dialah Anggur baru – anggur lain dari yang lain yang pernah kita cecap. Ia meminta kita agar kita membuka diri kita guna suatu pola hidup baru dalam Diri Yesus. Memang kita saat ini masih puasa, tetapi ada sesuatu kerinduan baru untuk melepas dan membuang pola hidup lama kita, yakni hidup dalam dosa dan dari cara kita berpikir, bersikap dan bertindak yang lama. Kita saat ini memang berpuasa, bukan rasa sesal dan sedih, tetapi dalam sukacita dan penuh harapan sesaat kita mempersiapkan diri kita akan datangnya hari – hari kedatangan-Nya kembali guna menjemput kita bersama-Nya dan mempersatukan diri kita semua sebagai satu umat dalam hadirat-Nya.
Doa : Ya Bapa, dengan kuat kuasa Roh-Mu, tumbuh kembangkan
kemampuan dan kapasitasku guna menerima Yesus Putera-Mu,
sang Mempelai. Semoga Darah-Nya menyembuhkan diriku dan
buatlah seluruh Gereja-Mu ke dalam suatu kesatuan.
Janji : “Dapatkan sahabat-sahabat Mempelai laki-laki berpuasa, sedang
mempelai itu bersama mereka?” — Markus 2: 19
Pujian: Dalam Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani (18-25 Januari) ini,
ada beberapa Paroki yang mengadakan Misa mohon kesatuan
Umat Kristiani tiap hari. Dibacakan dalam Ibadat itu hal-hal ajaran
Gereja yang berhubungan dengan gerakan Ekumene.