16 Januari, 2019
RABU (Hijau)
Ibrani 2: 14-18
Mzm 105 : 1-4, 6-9
Markus 1: 29-39
KEPEDULIANNYA PADA KITA TOTAL
“Bukan kepada malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani” — Ibrani 2: 16
KATA ‘KASIHANI’ saya garisbawahi, karena saya merasa ada sesuatu yang kurang pas. Bila kita bandingkan dengan text Latin dan Yunani, ada pengertian yang dalam dan kuat dari pada ‘kasihani’. Di situ yang dipakai “epilambantai” –(epilambano – Yunani) , dalam Latin “appehendit’ . Secara harafiah berarti “memegang erat”. Para ahli mengatakan ‘kata’ itu bermakna ‘menjadi satu –menyatu padu- dengan kita’. Yesus ‘memegang erat’ umat manusia, merangkul keseluruhan/kepenuhan keadaan kemanusiaan kita, dan mengangkat kita-kita untuk bersama Dia di surga.
Dari keseluruhan hidup-Nya, Yesus dengan manis mewahyukan
kepada kita bahwa Dia ingin sekali “memegang-erat” diri kita masing
-masing, dengan jalan:
o Ia datang ke bumi ini, tidak sebagai ‘raja penuh kemuliaan’ atau ‘pahlawan perang yang kuasa’, tetapi Ia datang sebagai “Bayi sederhana” ke dalam satu keluarga yang sederhana pula. Ia merendahkan Diri-Nya, ingin berbagi dalam koderat kita dan sekaligus mengundang kita untuk ambil bagian dalam Koderat-ilahi-Nya.
o Yesus tidak ‘memegang erat’ kita untuk menghukum kita. Tetapi Ia datang guna membebaskan dari dosa dan menganugerahkan Hidup-Nya. Ia menjadikan diri kita semua menjadi saudara-saudari-Nya. Dalam hal ini kita ingat, sewaktu Petrus berjalandi atas air dan mau tenggelam, Yesus “mengulurkan tangan-Nya, memegang dia,…” (Mat 14:30-31) – kata yang dipakai juga sama ‘epilambano’ (Yun.) dan ‘Apprehendo’ (Lat.) Di sini bukan ‘memegang dengan kasar’, tetapi ‘ memegang kuat ‘ dari Tangan seorang Sahabat atau Saudara.
o Sewaktu Yesus wafat di kayu salib, Ia ‘memegang erat-erat’ kita masing-masing untuk membawa kita bersama-Nya melewati kematian ke Kebangkitan. Dan saat Kenaikan-Nya ke sorga, Ia tetap ‘memegang erat’ kita-kita, karena merindukan sekali agar kitapun bergabung dengan-Nya. Dan dari tahta surgawi Yesus mengirim Roh Kudus-Nya, sehingga kita bisa merasakan ‘genggaman’ tangan-Nya dalam hidup kita sehari-hari.
o Tak pernah Yesus akan membiarkan kita pergi sendirian ! Kita tetap bisa percaya penuh bahwa Tangan Yesus tetap memegang erat kita-kita saat ini.
Bila kita sebagai Umat-Nya tetap rajin membaca Kitab Suci, menyembah Dia dalam Perayaan Ekaristi suci, peduli dan menjaga anak-anak kita, juga bila kita tidur, kita tetap bisa mengandalkan Dia, bahwa Dia menyertai kita. Ia pegang dan dekapkan diri-kita pada Hati-Nya.
Doa : Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk lebih memahami bahwa
Engkau memegang erat diriku pada Hati-Mu. Bantulah aku agar selalu sadar bahwa akan kehadiran-Mu. Amin.
Janji : “Tuhan ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya”
—Mazmur 105:8
Pujian: Sebelum berangkat ke kantor, Pak Saidi selalu berdoa untuk istri dan anak-anaknya, menyerahkan mereka pada Tuha yang maha pemelihara. Dengan sebuah tanda salib, ia menstarter mobilnya dan berangkat .